MUHAMMADIYAH.OR.ID, KUDUS– Hadir di Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Getassrabi, Kabupaten Kudus, Kampungnya Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir takjub dengan perkembangan Ranting Muhammadiyah Getassrabi, dengan bangunan ikonik dan kadernya yang progresif dan visioner mendunia.
Haedar mengatakan, bahwa setiap diberi amanah, Muhammadiyah tidak pernah menelantarkannya. Oleh karena itu, sungguh sangat mungkin Ranting-ranting Muhammadiyah bisa berbuat lebih — berbagi untuk bangsa dan dunia.
Persebaran Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di seluruh pelosok tanah air, kata Haedar, sebagai aksi konkrit yang dilakukan oleh Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan sosial kemasyarakatan, dan dalam mengembangkannya akar tunggang nya berada di ranting dan cabang.
Dalam mengembangkan AUM yang bermanfaat luas, ranting dan cabang Muhammadiyah tidak boleh takut. Sebab pintu-pintu langit akan dibuka. Agama Islam yang dipedomani oleh Gerakan Muhammadiyah senantiasa memberi penghidupan bagi setiap yang berbuat baik untuk semua. Di beberapa daerah, Muhammadiyah tidak bisa menghindari cobaan, akan tetapi tidak boleh menyerah dan tetap menebarkan kebaikan.
Haedar juga mengapresiasi atas kebesaran dan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh persyarikatan. Dinamika persyarikatan selalu ada, akan tetapi dinamika menjadi positif karena semua bersirkah. Sebagai sebuah organisasi, Muhammadiyah sudah tersistem dengan sangat rapi.
Menurutnya, hal itu menyebabkan siapapun pemimpin Muhammadiyah dari pusat sampai ranting, tetapi tata kelola Muhammadiyah diyakini tetap pada rel gerakan yang sudah diletakkan sejak awal, sebab bersirkah menjadi ciri yang melekat di Muhammadiyah.
“Kita ini harus bersirkah, supaya bisa mencerahkan semesta. Inilah Muhammadiyah menerjemahkan Rahmatan Lil Alamin dengan kerja nyata yang membawa kemajuan semesta. Gedung ini bukan hanya fisik, tetapi jiwa yang diisi oleh ank muda yang memberikan kesan positif kepada masyarakat,” imbuhnya.
Guru Besar Sosiologi ini mengajak seluruh warga persyarikatan Muhammadiyah agar selalu besar hati. Sikap dewasa ini penting ketika mentasbihkan diri sebagai organisasi yang ingin membangun negeri. Dari Muhammadiyah untuk bangsa dan dunia. Oleh karen itu, bagi siapapun yang menyumbangkan harta, tenaga, pikirannya kepada Muhammadiyah sesungguhnya dia telah menyumbang untuk dunia. Karena Muhammadiyah memajukan Indonesia dan mencerahkan dunia.
Acara kemudian dilanjutkan dengan peresmian dua gedung Amal Usaha Muhammadiyah yaitu PKU Muhammadiyah Getassrabi dan Graha Pemuda Muhammadiyah Getasrabi, Kudus. Menyinggung tentang bentuk Graha Pemuda Muhammadiyah Getassrabi yang ikonik, karena seperti bangunan Gereja, Haedar menyebut itu sebagai bentuk inklusifitas dalam budaya. Selama tidak memakai simbol-simbol tertentu, hal itu menurutnya bukan suatu yang dipermasalahkan.
“Desain gedung ini milik dunia. Ketika kita datang ke Eropa misalnya, kita akan melihat banyak bangunan atau gedung yang seperti di Timur Tengah. Sebab pada ketika Eropa masih di masa kegelapan, Timur Tengah sedang maju, dan bentuk bangunannya diadaptasi oleh Eropa,” ucap Haedar.