MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir resmikan pendirian Muhammadiyah Education Centre Kendari yang diantaranya peresmian Gedung Pondok Tahfidz Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari dan Sekolah PAUD Alam ‘Aisyiyah Kendari. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Haedar pada, Selasa (17/5).
Dalam sambutannya Haedar mengapresiasi yang luar biasa atas gagasan education center Muhammadiyah Kendari. “Semula ketika awal saya diberi tahu tentang program tahfidzul qur’an ini dari pak Ketua maupun sekretariat PP. Saya sempat berpikir apa hanya itu? baru setelah tadi dilaporkan oleh pak Ketua dan dipaparkan oleh Pak Nurdin saya menjadi memiliki harapan dan pandangan yang sama,” tuturnya.
“Kenapa? karena saya jujur selama satu periode ini diberi amanat oleh Muktamar yang paling menjadi konsen juga obsesi besar yakni ingin membangkitkan kembali etos pembaharuan pendidikan Muhammadiyah setelah dalam perjalanan yang panjang satu abad lebih telah berjasa begitu rupa untuk umat dan bangsa,” imbuh Haedar.
Tetapi seiring dengan perkembangan zaman karena Muhammadiyah sangat fokus pada pelayanan untuk masyarakat seluas-luasnya, Haedar merasa Persyarikatan jadi kurang memperhatikan dirinya sendiri untuk membangun center of excellence yang lebih elitis tetapi nanti bermanfaat untuk seluruhnya. Maka tidak heran dalam perjalanan panjang kemunculan lembaga-lembaga pendidikan dari organisasi-organisasi lain yang baru maupun lama yang melesat lebih dahulu daripada kita karena mereka memang fokus disitu dan lebih spesifik tidak ada berpikir yang lain. Sedangkan Muhammadiyah ini berpikirnyakan dari sabang sampai merauke sampai pelosok-pelosok terjauh.
Dijelaskan Haedar, Muhammadiyah sendiri memiliki konsep di awal pendidikan islam modern yang karakternya holistik, mengandung syarat-syarat utama pendidikan, kemudian integrasi keluarga dan masyarakat. Substansinya adalah memadukan nilai-nilai islam dengan sunnatullah , ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan zaman.
“Tinggal bagaimana sekarang pendidikan yang holistik modern ini dalam fase baru dimana Muhammadiyah masuk di era abad kedua. Tentu disinilah letak penting dan strategisnya apa yang dirancang oleh pak Ketua dan kawan-kawan di kendari ini dan pak Nurdin juga sudah mau mewakafkan dirinya selain mewakafkan tanahnya bersama yang lain.
sehingga ini akan menjadi program yang strategis bukan hanya memutus mata rantai apa yang dibacakan qoriah durriyatan dhuafa tapi membangun generasi qurrota ayun dan khairu ummah,” terangnya.
Untuk kesana, Haedar menyebut dibutuhkannya tenaga pendidikan yang berpikiran holistik baik dalam keagamaan maupun pemikiran-pemikiran pendidikan. Pemahaman keislaman yang perlu ditanamkan termasuk dalam memahamkan al-qur’an harus menggunakan bayani, burhani, dan irfani.
“Maka saya ajak teman-teman di Muhammadiyah masih muda untuk belajar islam dan dunia pendidikan kembali dengan bayani, burhani dan irfani agar generasi kedepan bisa menghadapi era baru yang multidimensi. Ini perlu transformasi pikiran yang luas sehingga lahan luas bangunan yang indah, megah dan ramah lingkungan itu itu juga harus disertai pikiran yang cakrawalanya menembus langit dan menembus bumi. Ini alam pemikiran Muhammadiyah berkemajuan.,” jelasnya.
“InsyaAllah ini akan menjadi amal jariyah pembaharuan ke depan yang akan terus mengalir dari satu generasi ke generasi berikutnya,” pungkas Haedar.