MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Dengan ribuan amal usaha dan jutaan kader dan warganya, Muhammadiyah dianggap mampu untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi nasional melalui penguatan jaringan-jaringan yang ada tersebut.
Hal itu diungkap dalam diskusi virtual bertajuk “Bangkitnya Usaha dan Jaringan Bisnis Muhammadiyah”, Senin (26/4) yang diselenggarakan oleh Jaringan Intelektual Berkemajuan (JIB).
Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah Bambang Wijanarko menganggap memang sudah saatnya Muhammadiyah menjalin jaringan ekonomi dalam konsep close loop economy.
Close loop economy yang telah diterapkan JSM, yaitu pengelolaan bisnis terpadu di satu daerah mulai dari pengelolaan modal, bahan baku, produksi, hingga pemasaran yang dikolela dari, oleh, dan untuk jamaah Persyarikatan.
Sebagai titik awal, jaringan yang telah dimiliki oleh surat kabar Suara Muhammadiyah sebagai pusat penerbitan dan syiar agama pun kini diubah menjadi pusat bisnis.
“Suara Muhammadiyah sebenarnya bukan baru kali ini melakukan gerakan ekonomi jejaring. Tetapi sejak 2014 sampai 2015, kami mendirikan outlet yang namanya SM Corner atau Suara Muhammadiyah Corner yang hari ini sudah ada 80 gerai di seluruh Indonesia dan aktif berjalan semuanya,” ungkap Direktur Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari.
Pengamat ekonomi sekaligus tokoh Jaringan Intelektual Berkemajuan (JIB) Dani Setiawan bersyukur dan gembira melihat geliat ekonomi yang semakin terjalin di jaringan Muhammadiyah.
Tak hanya menggarap bidang konvensional seperti pendidikan dan kesehatan, Muhammadiyah kini juga mulia menggarap ritel, pariwisata dan bermacam aspek bisnis yang lain. Tak lupa, Muhammadiyah juga terus memfasilitasi entrepreneur-enterpreneur baru agar lahir menjadi pebisnis handal. Potensi-potensi bisnis di luar bidang pendidikan, kesehatan pun mulai dirambah dengan baik.
“Saya kira di sisi yang lain ada kebutuhan untuk melihat peluang baru bagaimana Muhammadiyah juga tidak hanya mendorong satu dakwah yang sifatnya selalu dan sudah menjadi expertise, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Tetapi juga dakwah di bidang ekonomi,” ujar Dani.