MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Melalui Ketua Umum Cak Nanto, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menyatakan duka cita mendalam atas wafatnya Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Timur Kusyanto pada Ahad pagi, (11/7).
Allahyarham Kusyanto wafat pada usia 37 tahun dengan meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak. Selama hidup, almarhum tercatat menjabat sebagai Ketua PWPM Kaltim, Sekretaris LPCR PWM Kaltim, sekaligus menjabat sebagai ketua MTS Muhammadiyah Samarinda dan mengajar sebagai dosen di UM Kalimantan Timur.
“Kami sangat kehilangan kader terbaik kami yang selama ini telah mengabdikan dirinya tanpa lelah, tanpa memikirkan keuntungan pribadinya. Resiko-resiko dihadapi dengan keadaan yang menurut saya tidak kuat-kuat amat secara ekonomi tapi mau mengabdikan dirinya untuk Pemuda Muhammadiyah. Oleh karena itu kami selalu mendoakan Mas Kusyanto semoga segala amalnya diterima Allah Swt dan ditempatkan di sisi orang-orang yang beriman dan saleh,” ucap Cak Nanto.
Dalam forum Takziah daring PP Pemuda Muhammadiyah, Ahad malam (11/7) Cak Nanto secara langsung mengajak seluruh anggota Pemuda Muhammadiyah se-Indonesia menunjukkan sikap kekeluargaan dengan bersama-sama meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
“Kami sangat berhutang budi karena Mas Kusyanto telah menggerakkan Pemuda Muhammadiyah di Kalimantan Timur. Maka bagi saudara-saudara di Kaltim, apa yang akan terjadi ke depan kami akan selalu menjadi bagian agar dakwah Muhammadiyah tetap hidup,” imbuhnya.
Almarhum Kusyanto wafat menyusul Pak Dudur atau Abdurrahman, anggota KOKAM dan Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Selatan yang wafat sehari sebelumnya.
Pak Dudur, dikenal sebagai mubaligh Muhammadiyah yang giat berdakwah di pedalaman Kalimantan. Almarhum Pak Dudur dan almarhum Kusyanto turut membersamai Cak Nanto dalam ikrar syahadat mualaf suku Dayak di pedalaman hutan Gunung Meratus.
“Musibah ini sangat luar biasa. Yakinlah dengan bersama-sama, kita bisa melawan musibah pandemi yang kita hadapi. Teman-teman Pemuda seluruh Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur, perjalanan masih panjang. Kita harus terus berjalan ke depan membawa perjuangan Islam mencerahkan dunia,” tutup Cak Nanto.