MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Sebagai organisasi perempuan muda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah menjadi salah satu anak panah untuk melesatkan paham Islam Berkemajuan agar tersebar luas. Dalam momen Milad ke-94 di Universitas Ahmad Dahlan pada Ahad (25/07), Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah meneguhkan spirit tersebut dengan tema “Merawat Damai Menggelorakan Semesta”.
Ketua PP Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini mengemukakan lima poin terkait tema di atas. Pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid tidak hanya berkutat pada ibadah semata, tetapi juga mengajak untuk berkontribusi nyata dalam kerja-kerja peradaban. Mengupayakan kehidupan maslahat yang tidak hanya untuk warga Muhammadiyah atau umat Islam semata, namun untuk semesta alam.
“Muhammadiyah dan tentu persyarikatan pada umumnya mengajak bahwa hablu min Allah dan hablu min al-nas itu bersamaan. Tidak membedakan apakah itu muslim atau bukan, karena Islam itu rahmatan lil’alamin bukan rahmatan lil-muslimin,” tegas Diyah.
Kedua, kader-kader Nasyiatul Aisyiyah harus menjadi uswatun hasanah dalam penyelesaian konflik baik agraria, rumah tangga, maupun isu pelecehan seksual. Sebagai perkumpulan sayap Muhammadiyah berbasis perempuan muda yang bergerak dalam bidang keagamaan, sosial dan kemasyarakatan, Nasyiatul Aisyiyah harus tampil, hadir, dan memberi solusi atas konflik yang terjadi di berbagai tingkatan masyarakat.
Ketiga, penegasan bahwa Islam merupakan agama perdamaian. “Sehingga kalau Islam tidak damai, ini menjadi persoalan. Di Muhammadiyah telah selesai. Karena Muhammadiyah memberikan pelayanan kepada seluruh umat manusia tidak hanya level nasional tapi sudah ke ragam mancanegara,” terang Diyah.
Keempat, melestarikan lingkungan. Tidak perlu dipertanyakan lagi, karena sudah jelas jawabannya bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa mengandalkan alam. Hal ini terjadi karena alam menyediakan sandang, pangan, dan papan. Merusak lingkungan artinya merusak kehidupan itu sendiri. Diyah mengajak kader Nasyiatul Aisyiyah agar merawat lingkungan dan tanggap terhadap segala kondisi.
Kelima, menguatkan jaringan kerjasama. Diyah menekankan agar kader-kader Nasyiatul Aisyiyah membuka diri untuk bekerjasama dengan elemen pergerakan lain, baik lintas golongan, agama, maupun negara. Karena dengan kerjasama, menguatkan simpul persatuan, solusi-solusi cerdas dari suatu persoalan dapat segera ditemukan.
“Kami mengajak segenap kader Nasyiatul Aisyiyah harus siap berjejaring, bekerjasama dengan siapapun juga dengan isu yang sama walaupun mungkin mereka lintas organisasi, golongan maupun agama. Dengan bekerjasama, solusi mudah dicari,” ujar dosen Universitas Ahmad Dahlan ini.
Hits: 7