MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Muhammadiyah memiliki banyak tokoh sentral yang terlibat dalam proses meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, termasuk dalam proses perumusan dan pembentukan Indonesia sebagai suatu entitas negara bangsa.
Meskipun begitu, Angkatan Muda Muhammadiyah secara personal dianggap masih kurang percaya diri untuk menawarkan gagasan kebangsaan Muhammadiyah di berbagai forum yang ada.
“Ada semacam kegamangan bahwa Muhammadiyah tidak memiliki kontribusi yang besar dalam pembentukan nasionalisme atau nation building kita. Anak-anak Muhammadiyah lidahnya agak kelu kalau bicara nasionalisme dan kebangsaan,” ungkap mantan Ketua Umum PP IPM sekaligus anggota LHKP PP Muhammadiyah Raja Juli Antoni, Kamis (15/4).
Raja Juli juga melihat bahwa berbagai elemen di Muhammadiyah pun kurang percaya diri untuk menonjolkan ketokohan Muhammadiyah dalam proses national building.
Sementara itu, organisasi Islam lain telah melakukannya melalui seremoni kultural seperti Hari Santri dan yang semisalnya sehingga anak-anak muda mereka tidak berjarak dengan gagasan kebangsaan dalam persepektif mereka.
Dalam forum Pusat Studi Islam, Perempuan, dan Pembangunan (PSIPP) Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD), Raja Juli menganggap penting penguatan materi nation building disertai dengan pengenalan tokoh Muhammadiyah seperti Soekarno, Djuanda, Ki Bagus Hadikusumo, Abdul Kahar Muzakir, Soedirman, dan yang lainnya.
“Pembentukan nation building ini sangat penting bagi Muhammadiyah, sehingga kader-kader dapat menghubungkan aspirasi-aspirasi Keislaman dengan aspirasi kebangsaan,” jelasnya.
Tak hanya kurang percaya diri, Raja Juli juga melihat bahwa gejala perubahan karakter Keislaman di kalangan muda yang lebih sebatas retorika dan simbolis turut menambah persoalan di atas.
Padahal karakter Muhammadiyah yang sederhana, filantropis, pekerja keras, zuhud dan menekankan aspek sosial sebagaimana kesan ahli sejarah Harsja W. Bachtiar perlu dihidupkan lagi.
“Sekarang anak-anak muda lebih terpancing pada karakter simbolik yang ini agak jauh dari karakter Muhammadiyah,” keluh Raja Juli.
Hits: 16