MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengaku takjub dengan komitmen rumah-rumah sakit Muhammadiyah.
Menurutnya nilai luhur yang diletakkan oleh Kiai Dahlan dan Kiai Suja’ tentang PKO sampai sekarang tidak mengalami keterputusan. Noordjannah menjelaskan, visi-misi, pengkhidmatan, filosofis, dan dasar bangunan teologis yang diletakkan oleh pendahulu Muhammadiyah terkait dengan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) tetap berjalan – dipraktekan oleh rumah-rumah sakit Muhammadiyah sampai sekarang.
Fakta itu ia temukan dalam penelitian untuk program doktoralnya. Oleh karena itu, dalam Pengajian Ramadan 1443 H yang diadakan oleh RS PKU Muhammadiyah Kota Jogja dan Gamping, Noordjannah mengajak kepada civitas hospitalia untuk mengkapitalisasi sejarah berdirinya PKU agar turut menjiwai nilai-nilai luhur para pendiri itu. Namun demikian, RS PKU Muhammadiyah tidak boleh merasa puas dengan segala capaian yang diperoleh sekarang ini.
Menurutnya, masih perlu untuk melakukan transformasi budaya menuju yang lebih baik. Dimana nilai-nilai transformatif tersebut dimaknai dan disepakati bersama dalam sistem budaya organisasi.
“Itu nanti akan menjadi bagian identitas dari rumah sakit kita dan akan menjadi fungsi pembeda dari rumah sakit ini (RS PKU Muhammadiyah) dengan rumah sakit – rumah sakit yang lain,” ucapnya pada, Senin (11/4).
Perwujudan rumah sakit dari pemahaman Surat Al Ma’un yang diajarkan oleh Kiai Dahlan, menurut Noordjannah merupakan ekspresi yang luar biasa sesuai kebutuhan di era itu dan melintas, sebab masih kontekstual sampai sekarang.
Maka dia mengajak kepada civitas hospitalia untuk meresapi ihwal didirikannya rumah sakit oleh para pendahulu. Dalam konteks sekarang, hadirnya rumah-rumah sakit Muhammadiyah tidak boleh hanya ada, namun harus menginternalisasi budaya maju agar dapat menghadapi tantangan zaman, serta menjadi rumah sakit yang berkeunggulan.
Menuju hal itu, imbuh Noordjannah, membutuhkan kebersamaan. Budaya atau nilai organisasi dalam rumah sakit yang ada sekarang, katanya, merupakan sudah ada dan ditanamkan oleh Kiai Ahmad Dahlan. Akan tetapi sebagaimana yang konteks zaman yang dihadapi, nilai-nilai organisasi tersebut mengalami perubahan yang tidak tercerabut dari akarnya yang dahulu.