MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Sampai dengan tanggal 26 Desember 2022, atau beberapa hari yang lalu dalam rekap catatan bencana tahun 2022 di Indonesia sudah terjadi lebih dari 3.400 bencana alam, dengan korban jiwa lebih dari 800 jiwa dan ribuan warga yang harus mengungsi.
Demikian data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan dalam serial webinar Refleksi dan Penguatan Kolaborasi PRB pada (26/12) secara daring.
Bencana yang terjadi di Indonesia bukan hanya bersumber dari alam, tetapi juga ada yang dari non-alam yang juga merenggut nyawa. Termasuk tragedi Kanjuruhan yang menelan sebanyak 130 an jiwa. Oleh karena itu, Budi mengajak pada pengujung 2022 untuk melakukan refleksi terhadap kejadian bencana selama 2022.
Melihat catatan kebencanaan 2022, Budi mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan untuk kembali mencermati lebih dalam bencana yang menimbulkan korban jiwa dan kerugiaan masyarakat. Supaya bisa mengantisipasi potensi untuk meminimalkan korban jiwa dan mengurangi kerugian masyarakat.
“Maka kita perlu melihat sejauh mana kejadian-kejadian bencana tahun 2022 telah menggerus kesejahteraan masyarakat, kerugian jiwa, harta benda dan berhentinya pertumbuhan ekonomi.” Ucapnya.
Kejadian-kejadian bencana yang terjadi pada 2022 dan yang lalu harus menjadi pembelajaran, untuk dicermati dan menjadi proyeksi untuk menyiapkan segala kemungkinan dan respon yang diberikan ketika terjadi bencana di masa yang akan datang.
“Pada tahun 2023 dan di masa-masa yang lebih jauh lagi kita juga harus merancang. Dan merancangnya pun harus memakai tolok ukur,” ucapnya.
Mengutip Al Hasyr ayat 18, Budi menjelaskan bahwa tolok ukur dalam menyiapkan untuk penanggulangan bencana ialah dengan taqwa yang dimaknai dengan kesejahteraan. Sebagai ukuran yang nyata, kesejahteraan merupakan tujuan dari kehidupan.
Bencana sebagai sunnatullah boleh saja terjadi, tetapi yang harus dilakukan manusia sebagai bentuk ketaqwaan dan ikhtiar adalah untuk mengurangi resiko dari bencana yang terjadi. “Tetapi tidak ada korban itu menjadi kepentingan kita bersama,” ucap Budi Setiawan.
Hits: 273