MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang menyerang hewan ternak di Indonesia tidak bisa dipungkiri berdampak besar terhadap akan dilaksanakannya Hari Iduladha.
Terkat itu, reporter muhammadiyah.or.id melakukan wawancara dengan Konsultan Ahli Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Ali Agus, Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada, Jumat (24/6).
Akademisi dan pelaku ternak sapi ini menjelaskan, bahwa saat ini hewan ternak yang paling terdampak oleh PMK di Indonesia adalah hewan ternak sapi. Terkait itu, di masa Hari Raya Iduladha, prof. Ali Agus menyarankan untuk mengoptimalkan hewan kurban dengan kambing atau domba.
Ia beralasan, bahwa wabah PMK terhadap domba relatif resisten ketimbang sapi. Dalam pengamatannya, Prof. Agus menyebut bahwa sejauh ini rekor terbanyak terpapar PMK adalah sapi. Selain itu, langkah ini untuk mengurangi resiko kekhawatiran shohibul kurban dan panitia kurban.
“Ini salah satu faktor, saya kiri ini bisa diorientasikan ke sana untuk mengurangi resiko, kegalauan atau kekhawatiran. Kalau sapi kita khawatir, tapi kalau domba kita mati satu bisa diganti (karena harga belinya tidak semahal sapi),” ucapnya.
Pria kelahiran Blora ini juga menjelaskan bahwa, virus yang menyebabkan PMK ini bisa menular ke hewan melalui udara, air, tanah, termasuk bisa menempel pada manusia. Meski tidak berbahaya bagi manusia, akan tetapi penyebarannya sangat cepat pada hewan berkuku belah.
Oleh karena itu, Prof. Ali Agus menyarankan kepada panitia dan sohibul kurban ketika mencari hewan untuk kurban tidak melakukan transaksi langsung dengan ternak. Sebab dikhawatirkan akan membahayakan ternak tersebut, jika berpindah-pindah dari satu ternak ke ternak yang lain.
Dia menyarankan agar transaksi jual-beli hewan kurban dilakukan secara online, memanfaatkan teknologi digital. “Jadi beli hewan kurban itu online, sapi di video, ditimbang, bobotnya sekian harganya sekian. Jadi orang tidak perlu ke kandang, orang bisa lewat itu”. Ucapnya.
Selanjutnya, ketika melakukan penyembelihan panitia kurban harus siap sedia agar tidak ada carrier virus yang ikut. Dia menyarankan untuk melakukan penjagaan biosecurity atau gas desinfektannya pada tempat pemotongan hewan kurban.
“Virus ini bertahan sampai ada yang satu bulan di air, dan ada juga yang bertahan sampai tiga bulan d tanah”. Ungkapnya.
Terkait masalah daging hewan ternak, prof. Ali Agus menyebut masih aman untuk dikonsumsi. Tapi disarankan untuk tidak mengkonsumsi jeroan, hidung, dan kikil. Sebab, meski virus PMK ini tidak zoonosis atau tidak menular dari hewan ternak ke manusia namun tetap harus mengedepankan kehati-hatian dalam mengolah dan mengkonsumsinya.
Hits: 9