MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia. Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) per-maret 2021 menyebutkan ada 10,14% atau 27,54 juta penduduk miskin. Kondisi ini tentu membawa pada runtutan akibat di berbagai bidang.
Melihat kondisi tersebut, organisasi perempuan Muhammadiyah, ‘Aisyiyah berikhtiar aktif dalam membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan. Memasuki usia abad kedua, ‘Aisyiyah juga semakin fokus pada upaya pemberdayaan ekonomi dan kemandirian.
Perintah Al-Qur’an Memajukan Perempuan
Salah satu landasan ‘Aisyiyah dalam bergerak dalam pemberdayaan ekonomi ini adalah Surat Al-Isra’ ayat ke-26 yang artinya, “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”
Wakil Ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Laras Windyawati pada Jumat (11/2/2022) mengungkapkan bahwa ikhtiar ‘Aisyiyah ini dilakukan mengingat jumlah perempuan di Indonesia mencapai separuh jumlah seluruh penduduk (49,42%) atau sebesar 133,54 juta jiwa.
Perhatian ‘Aisyiyah lebih lanjut dilakukan karena secara nasional ada sedikitnya 13 juta muslim yang berafiliasi dengan Muhammadiyah. Jika angka ini dapat dikelola dengan menumbuhkan kesadaran sebagai produsen dan bukan sebagai konsumen, Laras percaya ekonomi umat Islam lebih cepat bangkit
BUEKA Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah
Ikhtiar masif ‘Aisyiyah itu sedikitnya dapat dilihat dari dua program yang mereka garap yaitu program Keluarga Sakinah, program BUEKA (Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah).
BUEKA sendiri merupakan amanat Majelis Ekonomi PP ‘Aisyiyah pasca Muktamar ke-45 di Malang. Sebagai gerakan pemberdayaan ekonomi umat, BUEKA dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kini di seluruh Indonesia terdapat sedikitnya 3000 BUEKA. Secara konsep, pemberdayaan BUEKA berbasis komunitas. ‘Aisyiyah di setiap daerah atau kampung-kampung memberikan pendampingan kepada ibu-ibu di tempat itu untuk memaksimalkan potensi yang mereka punya.
Dalam usaha itu, ‘Aisyiyah mendampingi mereka untuk menumbuhkan wawasan, kreativitas, problem solving, dan inovasi yang semuanya menghasilkan produk yang bersifat ekonomis. ‘Aisyiyah juga memandu mereka memahami peta ekonomi dari hulu ke hilir serta memfasilitasi permodalan dari Koperasi ‘Aisyiyah.
Produk yang telah berhasil dari BUEKA bisa bermacam-macam dari produk UMKM, pendampingan dalam pengurusan perizinan usaha barang dan jasa, hingga sertifikat produk pangan industri rumah tangga (PIRT) sebagai jaminan mutu produk. Menteri BUMN RI, Erick Thohir bahkan memuji salah satu produk BUEKA.
Program Keluarga Sakinah
Selaras dengan program BUEKA, program Keluarga Sakinah adalah misi pemberdayaan dan kemandirian dan ekonomi perempuan yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah. Berjalan sejak tahun 1972, program Keluarga Sakinah adalah satu dari tujuh program strategis ‘Aisyiyah.
Keluarga Sakinah sendiri menjadi semacam tenda yang menaungi seluruh program pemberdayaan ‘Aisyiyah baik dari BUEKA, dan program-program lainnya seperti koperasi hingga pendirian Amal Usaha.
Sekolah Wirausaha Aisyiyah dan Lumbung Hidup
Sebagai basis usaha pemberdayaan ekonomi dan kemandirian, ‘Aisyiyah sejatinya mulai merintis koperasi pada tahun 1930. Pada tahun 2018, koperasi ini berkembang pesat dengan memiliki koperasi level Induk. ‘Aisyiyah bahkan juga telah mendirikan SWA atau Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah pada tahun 2003.
Di masa pandemi yang lampau, ‘Aisyiyah juga sukses membuat program Lumbung Hidup yang menjadi salah satu unsur pendukung program Canthelan. Menurut Laras, 500 Lumbung Hidup, dan 466 Koperasi ‘Aisyiyah.
Mengadvokasi TKI (Tenaga Kerja Indonesia)
Tak lupa, ‘Aisyiyah ungkapnya juga memiliki program bernama TKI Purna di Jawa Timur dan Jawa Barat yang bertujuan mengadvokasi para mantan pekerja migran agar memiliki usaha yang eksis dan tidak kembali lagi menjadi TKI.
“Semua ini terhimpun dalam gerakan ekonomi berbagai pengajian dengan pendekatan kelompok-kelompok itu,” ungkapnya.
“Tujuan akhirnya adalah semua peran perempuan-perempuan itu baik di ranah domestik maupun di ranah publik adalah untuk mewujudkan keluarga sakinah,” pungkas Laras.
Penulis & Reporter: Afandi
Editor: Fauzan AS
Hits: 215