Gerakan
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SPANYOL – Misi meluaskan sayap organisasi Muhammadiyah ke luar negeri dianggap sangat potensial, terutama ke kawasan negara-negara di Eropa, demikian jelas Duta Besar RI untuk Spanyol, Muhammad Najib.
Dalam Pengajian Ramadan yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Spanyol secara virtual, Ahad (16/4), Najib mendorong gerakan Internasionalisasi Muhammadiyah dilaksanakan secara organisasi, bukan melalui individual melalui kader yang berdiaspora.
“Internasionalisasi Muhammadiyah selama ini adalah perjalanan luar negeri orang perorang, belum dilakukan secara institusi kelembagaan,” ujarnya.
Dubes Najib meyakini bahwa sebagai organisasi besar, Muhammadiyah mampu lebih luas melakukan internasionalisasi di negara-negara Eropa. Apalagi ada momentum besar berupa gejolak geopolitik antara Rusia dengan negara-negara Barat.
Sebagai organisasi bervisi Rahmatan Lil-‘Alamin, Muhammadiyah dia harapkan bergerak aktif menjajaki negara-negara Eropa untuk mempromosikan perdamaian dunia.
“Jika Muhammadiyah hadir dengan semangat Rahmatan Lil-‘Alamin, mereka akan menerima ini. Keterbukaan Muhammadiyah memudahkan organisasi berbaur dan berkolaborasi dengan warga Eropa baik Muslim maupun Non-Muslim,” jelasnya.
Langkah Strategis yang Perlu Segera dilakukan Muhammadiyah
Lebih lanjut, Dubes Najib juga menganjurkan agar Muhammadiyah membangun Pusat Dakwah di salah satu negara Eropa sebagai langkah awal.
“Bagaimana memulainya? Bangun Pusat Dakwah Muhammadiyah. Di kawasan Uni Eropa cukup satu dulu. Bisa di Madrid, London atau Jerman,” usulnya.
Setelah itu selesai, Muhammadiyah bisa memulai membangun pusat pendidikan untuk tingkat SMP dan SMA di Eropa, dengan standar yang berlaku di sana.
“Saya yakin, ini tidak hanya akan menarik orang-orang Muslim Indonesia yang ada di Eropa, melainkan komunitas Muslim dari berbagai negara di Eropa yang jumlahnya sudah sangat banyak,” tuturnya.
Selain itu, Dubes juga menganjurkan agar Pusat Dakwah Muhammadiyah di Eropa nanti bisa mendorong akselerasi kader-kadernya di sana supaya go internasional.
“Ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan kerja sama ratusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, melalui pertukaran pelajar, dosen, doktor, hingga kolaborasi penelitian bersama dengan para pakar serta tokoh dari Eropa,” pungkasnya. (afn)
Hits: 1337