MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL—Di hadapan Warga Muhammadiyah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) se-Asia Timur Raya secara virtual, Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Jamaluddin Ahmad menegaskan bahwa Bermuhammadiyah adalah pilihan bukan keterpaksaan.
Menurutnya, setiap orang yang sudah mengaku Bermuhammadiyah harus punya alasan atau kesadaran kritis atas segala resiko dan konsekuensinya.
Dalam Bermuhammadiyah secara sadar, ketika menjalankannya tidak bisa menghindari dua hal yakni ujian yang berupa kesenangan dan ujian yang berupa kesusahan.
“Bermuhammadiyah tidak semuanya berjalan tenang-tenang saja, bahagia saja, tapi juga ada suka dukanya. Karena Muhammadiyah itu adalah kenyataan itu bukan di langit,” tuturnya pada, (11/4) di acara Pengajian Buka Puasa PCIM Jepang 2022 yang diikuti oleh PCIM se-Asia Timur Raya.
Bermuhammadiyah dengan suka rela menjadikan warga Muhammadiyah dengan tulus dan ikhlas menikmati segala dinamika di dalamnya. Karena Bermuhammadiyah akan dinamis, ucap Jamal, maka dalam Bermuhammadiyah harus dijalankan dengan harmoni, dan saling menyadari perbedaan.
Melalui jalinan harmonisasi yang dibangun di atas berbagai macam perbedaan, Jamal menyebut jika hal itu dilakukan, maka Muhammadiyah akan menghadirkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Menurutnya, akan terasa aneh jika Bermuhammadiyah malah menimbulkan konflik, permusuhan, dan menderita.
“Bagi aktivis Muhammadiyah yang sudah memilih Muhammadiyah usahakan kalau kita mengurusi Muhammadiyah itu malah menderita, jangan malah konflik, jangan malah bermusuhan. Kalau kita Bermuhammadiyah itu malah ada konflik, bermusuhan pasti ada yang bermasalah,” ucapnya. Menurut Jamal hal ini harus menjadi renungan bagi seluruh aktivis di Muhammadiyah.
Oleh karena itu dirinya mengajak supaya berikhtiar membuat program kebahagiaan, Jamal menegaskan bahwa bahagia dan gembira di Muhammadiyah jika perlu dibuat program khusus. Kata kunci utama yang harus dipegang oleh seluruh aktivis Muhammadiyah adalah ikhlas.
Setelah memilih Bermuhammadiyah dengan tanpa keterpaksaan, maka akan lebih dahsyat jika hal itu dibarengi dengan ikhlas. Tanpa keterpaksaan – ikhlas, kemudian akan melahirkan syukur, dan setelah itu akan melahirkan kebahagiaan.