MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ada beberapa asas piagam Madinah yang merupakan piagam yang dibangun Rasulullah ketika membangun masyarakat yang multi kepercayaan, multi etnis di masyarakat Madinah. Sebagaimana kita ketahui ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, yang pertama kali nabi bangun adalah Masjid. Masjid sebagai pusat Ibadah tetapi sekaligus pusat sosial dan budaya. Problem berbagai problem sosial budaya bahkan ekonomi, diselesaikan, dibahas oleh Nabi dan para sahabat di Masjid. Sehingga Masjid menjadi posisi tempat yang sangat central, sangat penting sekali di dalam perkembangan sosial budaya Islam.
Begitu disampaikan Agung Danarto, Sekretaris PP Muhammadiyah dalam Pengajian Muharram Universitas Sebelas Maret, Selasa (10/8), secara daring.
Agung melanjutkan Nabi Muhammad membangun sistem sosial budaya yang berbasis kepada spiritualitas ibadah di Masjid. Sehingga sistem sosial budaya yang dibentuk berbasis pada spiritualitas. Kemudian yang kedua yang dilakukan nabi di Madinah, segera mempersaudarakan muslim yang ada pada waktu itu. Sahabat Muhajirin yang hijrah dari Makkah, yang mereka tidak membawa apa apa, hingga menjadi orang miskin.
“Tidak sempat bahkan tidak bisa membawa harta benda yang sudah dimiliki ketika di makkah, karena saat hijrah ke Madinah harus sembunyi-sembunyi tidak boleh ketahuan oleh masyarakat makkah sehingga tidak membawa apa-apa, mereka yang miskin ini dipersaudarakan oleh sahabat Anshor di Madinah, bahkan bukan hanya persaudaraan secara umum, melainkan dipersaudarakan name by name, orang per orang, sehingga persaudaraan di kaum muslimin berjalan sangat kokohnya. Karena Madinah masyarakat yang multi etnis di situ ada orang yahudi, nasrani, sukunya beraneka ragam, ada beberapa suku yang mendiami Madinah. Nabi kemudian segera membangun masyarakat yang multi keyakinan dan multi kepercayaan ini yang dibuat perjanjian piagam Madinah,” papar Agung.
Di antara asas-asas pada piagam Madinah tersebut yang dibangun oleh Rasulullah, lanjut Agung, antara lain adalah kebebasan agama. Nabi Muhammad ketika datang ke Madinah, tidak pernah sekalipun memaksa orang non muslim untuk kemudian berpindah agama berganti Islam, semuanya dibiarkan tetap apa adanya. Kemudian yang kedua persamaan, nabi membangun prinsip persamaan, baik strata sosial, yang kaya dengan yang miskin, yang budak dengan tuannya atau suku bangsa pada waktu itu, baik beragama Islam dan non Islam semuanya di masyarakat Madinah dianggap memiliki strata sosial yang sama.
“Kemudian juga prinsip kebersamaan, di antara mereka ada kesepakatan, bahwasanya mereka sama-sama mengamankan kota, mengamankan negara kalau ada musuh, maka mereka bersama sama untuk mempertahankan negara. Kemudian prinsip perdamaian yang berkeadilan dan prinsip Musyawarah. Inilah asas-asas baru yang dibangun oleh Rasulullah dalam rangka memformat masyarakat yang multi tadi itu,” kata dia.
Agung juga melihat Era revolusi industri 4.0 yang berkaitan dengan media sosial, saat ini memang media sosial menyebabkan kita menjadi masyarakat yang hampir tidak punya batas. Baik batas negara, batas etnis, bahkan batas keyakinan, agama dsb sehingga karenanya kita berbicara yang kemudian disorot oleh kamera, direkam oleh kamera maka pembicaraan yang kita lakukan harus pembicaraan yang universal, pembicaraan yang menyeluruh yang tidak bisa terbatas pada satu keyakinan tertentu, kemudian mencela atau mencaci, keyakinan bangsa yang lain.
“Tidak bisa seperti itu, karena walaupun forumnya terbatas seperti saat ini forumnya terbatas, pengajian, dalam memperingati tahun baru Islam dan pesertanya hanya muslim, tapi karena ini direkam apalagi kemudian dimasukkan ke yutub, dsb. Ada pernyataan-pernyataan yang eksklusif akan menjadi masalah, nah ketika seperti ini, nampaknya asas yang ada dalam piagam Madinah ini menjadi penting untuk diungkapkan kembali sebagai nilai-nilai asas dalam rangka membentuk masyarakat baru, tata aturan baru bagi dunia Islam, seperti kebebasan beragama. Jelas tidak ada paksaan dalam beragama, kemudian persamaan tidak ada perbedaan antara orang arab dengan non arab begitu juga dengan keyakinan-keyakinan, semuanya yang terbaik adalah orang yang bertakwa di antara kamu sekalian,” paparnya.