MUHAMMADIYAH.OR.ID.ID, YOGYAKARTA – Associate Profesor Islamic Studies di University of California, Amerika Serikat, Prof. Muhammad Ali, Ph.D menilai penolakan terhadap gagasan Kalender Islam Global muncul akibat masih banyaknya kaum muslimin yang berpandangan dikotomis dalam melihat sains dan teks-teks agama.
Hal inilah yang menurutnya perlu menjadi perhatian Muhammadiyah terlebih dahulu. Terutama membentuk pola pikir masyarakat di kalangan perkotaan dan masyarakat terdidik untuk memiliki pola pikir yang integral terhadap sains dan agama.
“Bagaimana mindset ilmiah dan diniyah itu menyatu bukan sebagai hal yang bertentangan dan Kalender Islam Global adalah contohnya,” kata Muhammad Ali dalam Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah, Jumat (17/6).
Kalender Islam Global kata dia merupakan gabungan antara penggunaan sains seperti ilmu astronomi dan fikih Islam dalam melihat hilal. Karena itu seseorang akan mustahil menerima penggunaan kalender ini jika masih berpandangan dikotomis terhadap sains dan agama. Pegiat Muhammadiyah yang telah menetap di Amerika Serikat sejak tahun 2002 ini juga berpendapat bahwa PCIM di berbagai negara harus semakin giat mengenalkan pikiran-pikiran Muhammadiyah ke dunia internasional.
Hal ini katanya selaras dengan ikhtiar memperjuangkan Kalender Islam Global. “Kalau memang Muhammadiyah merupakan organisasi modern atau modernis, progresif dan berkemajuan, sejauh mana Muhammadiyah menjadi state of mind, pola fikir masyarakat muslim terutama yang berasal dari Indonesia,” jelasnya.
Kebutuhan membenahi mindset dan pola pikir kaum muslimin menurut Muhammad Ali masih menjadi sebuah hal yang mendasar. Sebab secara umum, kaum muslimin ternyata juga menggunakan kalender Hijriyah sebagai barang yang bersifat sekunder setelah penggunaan kalender Masehi atau Gregorian Calendar. Padahal kalau melihat berbagai peradaban dunia dari peradaban Kuno sampai penguasaan Islam di Andalusia, kalender utama yang digunakan adalah kalender bulan bukan kalender matahari (Gregorian).
Alquran sendiri menegaskan bahwa hitungan hari (kalender) di sisi Allah adalah berdasarkan peredaran bulan, bukan matahari sebagaimana dijelaskan pada QS. Al-Baqarah ayat 189 dan QS. Taubah ayat 36.
“Tantangan-tantangan Muhammadiyah selain Kalender Islam Globlal adalah membentuk pemahaman yang bersifat ilmiah yang diikuti pemahaman yang bersifat diniyah. Ini barangkali kesatuan antara ilmu dengan agama,” pungkasnya. (afn)
Hits: 33