MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Pedoman dalam memilih makanan yang halal berasal dari Surat Al-Baqarah ayat ke-168 yang artinya, “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Menurut Kepala Pusat Kajian Sains Halal LPPM IPB, Prof. Dr. Khaswar Syamsu, M.Sc ayat ini mengandung dua kata kunci, yaitu frasa ‘ya ayyuhannas’, dan ‘kullu halalan thayiban’ yang semuanya masuk dalam kategori syiar sekaligus amar makruf nahi munkar.
Frasa pertama terkait ‘ya ayuhannas’ (wahai sekalian manusia) adalah seruan yang bersifat universal tidak hanya kepada umat muslim saja. Kata seruan ini diikuti dengan perintah makan dari bahan yang halal dan tayib.
“Nah artinya ini. Kita lihat seruan makanan halal adalah amar makruf nahi munkar sebenarnya. Karena kalau kita tidak menyerukan ini, akibatnya juga akan menimpa umat Islam,” katanya dalam Seminar Pra Muktamar bertajuk “Peluang dan Tantangan Industri dan Pariwisata Halal”, Kamis (12/5).
Sebagai contoh, larangan minum khamr itu sejatinya bermanfaat bagi orang lain. Sebab jika peminum itu mabuk lalu mengendarai kendaraan, maka bisa dipastikan akan mencelakakan orang lain.
Frasa kedua yaitu ‘kullu halalan thayiban’ dijelaskan Khaswar sebagai batasan wajib untuk memilih makanan halal dan menjauhi yang haram.
“Memakan yang halal itu wajib hukumnya dan kalau kita tinggalkan akan berdosa. Halalan tayiban. Halal itu boleh dikonsumsi, sedangkan tayib artinya aman untuk dikonsumsi. Jadi jauh sebelum orang bicara tentang food safety, Alquran sudah bicara soal ini,” terangnya.
Tayib sendiri diartikan Khaswar sebagai sesuatu yang bermutu tinggi, bersih dan terbebas dari najis. Jauh sebelum orang masa kini berbicara tentang standar higienitas dan keamanan, kata dia Islam telah mengajarkannya lebih dahulu.
“Jadi halal dan tayib itu jaminan mutu. Jadi aman untuk dikonsumsi, bersih dari najis dan kotoran yang lain dan berkualitas,” kata Khaswar.
“Kita dengan syiar Islam, dengan syiar halal, kita bisa menjadikan pintu hidayah bagi orang-orang yang selama ini tidak pernah mendengar Islam, tidak pernah mendengar halal,” pungkasnya. (afn)