MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Tanwir Muhammadiyah-‘Aisyiyah jilid II mengambil ‘Optimis Hadapi Covid-19 Menuju Sukses Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Surakarta’.
Siti Noordjannah Djohantini menegaskan bahwa ‘Aisyiyah tidak akan pernah lelah memutus rantai penyebaran Covid-19 hingga akhir.
‘Aisyiyah sebagai organisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan terus bergerak menanggulagi atau memutus rantai covid dengan berbagai kegiatan yang dilakukan di semua tingkatan. Pandemi tidak membuat ‘Aisyiyah berhenti menjalankan dakwah dan terus berkontribusi menangani dampak covid-19,” tegas Ketua Umum PP ‘Aisyiyah ini dalam acara Tanwir II pada Sabtu (04/09) secara daring.
Siti Noordjannah menyatakan bahwa di masa pandemi ini, ‘Aisyiyah telah menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki dari tingkat pusat sampai ranting. Seluruh kekuatan dari pimpinan, kader, relawan dan simpatisan ‘Aisyiyah bergerak bersama-sama berdasarkan ilmu pengetahuan dan religiusitas. Seluruh amal usaha ‘Aisyiyah juga bergerak memberi solusi dari berbagai krisis. Tidak lupa pula semangat ibu-ibu ‘Aisyiyah di akar-rumput, meski dalam keadaan serba terbatas.
“Dalam menangani dampak ekonomi, ‘Aisyiyah melakukan Gerakan Lumbung Hidup ‘Aisyiyah yang massif sampai di tingkat ranting serta mengembangkan pemberdayaan ekonomi komunitas. Demikian juga para mubalighat, relawan, kader, dan anggota ‘Aisyiyah lainnya tak kenal lelah berkiprah,” tutur dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Ia kemudian mengajak masyarakat luas bahwa sebagai umat yang beriman harus merespons pandemi dengan berdasarkan keilmuan dan keimanan atau secara ilmiah dan ruhaniah. Merawat harapan dan optimisme bahwa pandemi ini akan berangsur membaik dengan catatan semua pihak memiliki komitmen untuk menanggulanginya dengan perilaku yang bertanggung jawab, disiplin kuat, dan gotong royong.
“Mari kita tunjukkan sikap merunduk dan rendah hati penuh kesadaran spiritual dengan menengadah kepada yang Maha Kuasa agar kita dilindungi oleh-Nya. Selain itu kita harus meninggalkan sikap congkak atau sombong, egois, dan sikap lainnya yang nir-akhlak karimah,” kata mantan Ketum PP Nasyiatul ‘Aisyiyah periode 1990-1995 ini.