MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan Muktamar akan berlangsung pada 18-20 November, cukup singkat memang seperti keputusan tanwir, dan tanggal 5-6 November direncanakan akan sidang pendahuluan.
“Kita akan membahas seluruh materi Muktamar yang polanya blended. Kami PP Muhammadiyah akan hadir secara offline di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai pusat Muktamar kemudian para peserta yang sudah memperoleh bahan 2 minggu yang lalu, sehingga nanti di Muktamar tidak ada lagi pembahasan secara detail tinggal mengambil keputusan. Karena di 2 hari itu diharapkan bahan Muktamar sudah dapat disempurnakan, direvisi, diambil keputusan tentang berbagai materi yang penting,” kata Haedar, saat membuka Gelaran Muhammadiyah Jogja Expo #2 di Amphitheater Universitas Ahmad Dahlan, Kamis (6/10).
“Materinya cukup lengkap, yang paling lengkap misalkan Muhammadiyah sudah menyusun dokumen resmi tentang risalah Islam berkemajuan, ‘Aisyiyah juga sama menyusun risalah perempuan berkemajuan. Ini kelanjutan dari pernyataan pikiran Muhammadiyah abad ke-2 tahun 2010 di Yogyakarta sehingga konsep Islam berkemajuan itu makin lengkap, detail, dan punya pijakan pada dasar-dasar ajaran Islam baik itu Al Qur’an maupun Hadist yang kuat. Tentu juga dengan perspektif KeIslaman Muhammadiyah,” sambungnya.
Haedar melanjutkan materi-materi lain sama sebagaimana muktamar-muktamar sebelumnya dan kami harapkan bahwa Muktamar akan berjalan baik, tentu penggembira juga kita harapkan seksama dan itu yang paling penting gembira biarpun padat.
“DIY saya yakin menjadi pusat penting dari baik proses Muktamar itu karena dekat dengan Surakarta bahkan akan juga nanti banyak peserta yang turun di NYIA, sehingga tentu akan menjadi tuan rumah juga. Katanya penginapan di Surakarta juga sudah padat, boleh jadi nanti juga akan banyak di DIY sehingga saya yakin panitia atau Muhammadiyah DIY juga perlu menyiapkan bagaimana agar kita juga bisa menjadi panitia secara khusus di Yogyakarta, apalagi punya banyak amal usaha yang besar silahkan dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga Yogyakarta ikut menjadi bagian penting dari syiar Muktamar itu dan saya yakin usai Muktamar hampir semua peserta Muktamar atau penggembira itu akan datang ke Yogyakarta,” kata Haedar.
“Saya di awal 2022 ini sampai ke pelosok-pelosok terjauh itu memang mereka semangat sekali untuk datang ke Surakarta dan tentu memanfaatkan mereka untuk datang dari jauh akan datang ke Yogyakarta,” ungkapnya.
Kenapa Yogyakarta menjadi penting? Haedar menyebut Muhammadiyah DIY itu punya 3 karakter khusus. Pertama disinilah lahirnya Muhammadiyah ‘Aisyiyah, bahkan bukan hanya itu juga, tonggak tonggak penting dari Muhammadiyah lahir di Yogyakarta. PKU Muhammadiyah pertama di Yogya, kemudian TK ABA pertama di kauman itu juga sebagai TK pertama, kemudian majalah pertama Suara Muhammadiyah tahun 15 lahir di Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah tahun 26 juga di Yogya.
“Kesimpulannya bahwa jejak sejarah yang bisa kita daftar lagi itu akan menjadi distingtif dari Muhammadiyah di DIY dibanding yang lain dimana punya akar sejarah punya jejak sejarah,” terang Haedar.
Hits: 19