MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup, Gatot Supangkat menyebut Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta pada 18-20 November 2022 esok memiliki potensi untuk mensyiarkan Green Muktamar atau Muktamar yang ramah lingkungan.
Dalam forum GSM, Jumat (21/10), Gatot mengatakan tema ramah lingkungan sejatinya termaktub dalam tema Muktamar “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”.
“Dengan tema mencerahkan semesta, ini artinya universal enlightmennya sudah terkandung di dalamnya. Secara lingkungan, mencerahkan semesta itu kita bicaranya secara total bahwa Muhammadiyah di dalamnya juga ada bicara lingkungan,” jelas Gatot.
Maksud dari Green Muktamar sendiri menurutnya adalah usaha Muhammadiyah menyejukkan bumi. Usaha ini pun menurutnya bukan hal yang baru karena di Muhammadiyah, pemahaman ramah lingkungan sudah diajarkan, salah satunya lewat poin 9 Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah yang berbunyi, “Kehidupan dalam melestarikan lingkungan”.
“Bicara Green Muktamar, sebenarnya lebih pada bagian program kita Muhammadiyah untuk menyejukkan bumi. Itu masih kita kemas dalam program lingkungan apapun. Jadi Green Muktamar itu adalah bagaimana kita membangun Muktamar yang sejuk,” imbuhnya.
Gatot sendiri juga memperkirakan timbulan sampah Muktamar sebanyak 360 ton per hari. Jumlah ini dia perkirakan berdasarkan angka timbulan sampah nasional yang berjumlah 0,3 kg sampah bagi setiap orang per hari. Ditambah jumlah peserta di lokasi Muktamar yang diperkirakan sebanyak 1,2 juta orang per hari.
Gatot pun berharap nanti warga Muhammadiyah saling bertanggung jawab terhadap sampah yang dimiliki, apalagi ideologi ramah lingkungan di dalam Alquran menyebut manusia adalah bagian dari alam (QS. 6:165).
“Jadi nanti ketika bapak ibu kita semua berada di area Muktamar, marilah kita tunjukkan sebagai warga Muhammadiyah itu selalu menjadi teladan, uswah hasanah,” pesan Gatot. (afn)