MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa beragama dengan cara yang susah payah itu tidak berkaitan dengan banyaknya balasan pahala, sebab itu belum tentu karena urusan pahala itu hak mutlak Allah SWT.
“Jadi jangan kaitkan kesusahan beragama dengan banyaknya pahala, itu tidak berkemajuan berpikirnya. Justru beragama yang pahalanya banyak itu yang berkemajuan karena agamanya khusyuk,” ungkap Mu’ti pada, Jumat (31/3) di acara Pengajian Ramadan 1444 H PP Muhammadiyah, di Uhamka Jakarta.
Mu’ti mencontohkan tentang Tawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Menurutnya syariatnya adalah mengelilingi sebanyak tujuh kali, akan tetapi pemahaman progresif yang dibangun adalah implementasinya. Sehingga mengelilingi Ka’bah, tidak hanya dilakukan dengan berjalan kaki, tetapi juga bisa dibantu menggunakan mesin untuk memudahkan.

“Jadi Tawaf duduk di kursi roda di atas travelator (mesin yang dipakai untuk bermobilisasi di dalam gedung) tidak melanggar syariat, itu justru mengamalkan syariat yang berkemajuan.” Imbuhnya.
Menurutnya Islam Berkemajuan itu adalah Islam yang progresif yang disertai dengan pikiran terbuka. Islamnya sendiri sudah selesai karena syariat sudah selesai, tetapi pemahaman atas syariat, kontekstualisasi syariat, dan penerapan syariat tidak pernah selesai dan harus dicari bentuk berkemajuan dalam mengamalkan syariat itu.
Dalam hemat Mu’ti, orang yang berpikiran terbuka memiliki pandangan positif terhadap hal-hal yang baru. Dia mengistilahkan Warga Muhammadiyah yang berkemajuan adalah orang yang pikirannya bisa belajar ke mana saja, tetapi hatinya tetap di Muhammadiyah.
Di sisi lain, orang yang berkemajuan dengan yang tidak dapat dibedakan dari pola pikir yang growth mindset dengan fixed mindset. Mu’ti menjelaskan, fix mindset adalah orang yang merasa dirinya cukup dan tidak mau berubah.
“Sehingga orang yang punya pandangan fixed mindset adalah orang yang hidupnya tidak pernah maju dan tidak bahagia. Sedangkan orang yang punya growth mindset, mindsetnya itu tumbuh karena berpikir keadaan yang dihadapi adalah realitas yang membuat dia itu bisa lebih baik lagi.” Ungkapnya.
Hits: 530