MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah SWT harus selalu tertanam dalam diri setiap umat manusia yang beragama. Segala dinamika dalam kehidupan yang dijalani juga tak lepas dari bentuk ujian apakah akan tergolong hamba-Nya yang bersyukur atau berkeluh kesah.
Busyro Muqoddas Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan pesan terkait sifat dan perilaku berkeluh kesah yang kerap dialami manusia.
Busyro menerangkan bahwa sifat dan perilaku berkeluh kesah sejatinya datang karena suatu kegagalan dan ketidakpuasan terhadap apa yang diperloleh. Ketidakpuasan ini juga menjadi sifat buruk yang dibiasakan dan tertanam dalam diri seseorang.
“Saat ingin mengejar suatu pencapaian namun gagal, tibalah keluh kesah. Saat mendapat pencapaian namun tidak puas terhadap pencapaian timbullah keluh kesah. kurangnya bersyukur dan menerima suatu ketetapan seolah-olah mendarah daging dalam diri seseorang yang tak pernah merasa puas”, ungkapnya pada Selasa (30/01).
Busyro juga menegaskan bahwa sifat dari kehidupan ini berjalan begitu cepat juga singkat, sehingga jangan sampai membuat diri menyia-nyiakan tenaga dan waktu dengan mengeluh dan menyalahkan diri. Hendaknya, jika terjadi suatu kegagalan yang mesti dilakukan adalah belajar dan bangkit untuk memperbaiki apa yang menjadi kesalahan.
“Kehidupan begitu cepat dan singkat, manfaatkan waktu sebaik mungkin dalam menggapai impian. Jika gagal bangkit lagi, jika jatuh berdiri lagi. Jangan sampai kegagalan membuat kita berkeluh kesah dan menyerah, namun jadikan kegagalan menjadi pondasi untuk kita lebih belajar lagi”, lugasnya.
Berkeluh kesah menjadi kewajaran yang terjadi dalam diri seseorang yang telah mencoba dalam mencapai suatu keinginan. Hendaknya tidak berlarut-larut dan terbawa suasana yang akan merugikan diri sendiri. Sebaiknya memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri dengan belajar dan mencoba kembali sampai menemukan versi terbaik dari dalam diri. (Billy)