MUHAMMADIYAH.OR.ID, LAMONGAN – RS Muhammadiyah Lamongan Baru Saja meluncurkan Ruang Rawat Inap Jiwa bernama Paviliun Mentari Pagi. Ruang Inap ini, menurut Direktur RS Muhammadiyah Lamongan, dr. Umi Aliyah, terdiri atas 8 tempat tidur dan 1 ruang seklusi yang memenuhi standar hak pasien untuk diperlakukan bermartabat.
Paviliun Mentari Pagi didesain memperhatikan kebutuhan pasien psikiatri dengan 2 bed per kamar, sofa untuk penunggu, kamar ber-AC, taman yang tenang. Serta, di depan ruang rawat inap tersedia kolam air mancur dengan gemericik airnya memberi nuansa pemulihan untuk pasien. Paviliun Mentari Pagi sengaja ditempatkan di area depan RS Muhammadiyah Lamongan sebagai upaya mengurangi stigma kesehatan jiwa yang seringkali masih tidak diprioritaskan dan dipandang sebelah mata.
Untuk menangani pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), RS Muhammadiyah Lamongan menyiapkan tiga dokter spesialis dengan dibantu dua belas perawat. ‘’Satu dokter tetap sekaligus penanggung jawab dan dua dokter tamu. Untuk dokter tetap merupakan satu-satunya dokter spesialis kedokteran jiwa tetap yang ada di Lamongan,’’terang Umi.
‘’Kami siapkan kamar pelayanan untuk pasien laki – laki dan perempuan yang terpisah, sehingga dalam kondisi kesadaran yang berubah auratnya tetap terjaga,” sambungnya.
Peluncuran rawat inap jiwa ini, kata Umi, merupakan bagian dari bakti RS Muhammadiyah Lamongan untuk negeri dalam rangka menyemarakkan Muktamar Muhammadiyah ‘Aisyiyah ke 48.
Umi melanjutkan pemilihan nama Mentari Pagi sesuai semangat Muhammadiyah sebagai penolong kesengsaraan umum, untuk senantiasa memastikan harapan pemulihan dari gangguan jiwa hadir untuk semua orang. Mentari Pagi menghapuskan gelap malam, membuka pintu ketika semua jalan tertutup buntu.
‘’Karena saat mentari pagi hadir, kelam gelap malam yang panjang tersingkap, sehingga kehidupan, interaksi dan masa depan kembali menjadi cerah, terang dan peluang kembali terbuka,’’ ujarnya.
Umi menegaskan bahwa praktik memasung, memilih diam, menyembunyikan, mengucilkan ODGJ, ditinggalkan di jalan, berkeliaran, dan dianggap malu oleh keluarga, harus segera dihapuskan. Stigma bahwa gangguan jiwa adalah penyakit karena kurang iman dan memalukan, telah menghalangi proses penerimaan seseorang yang memiliki gangguan jiwa maupun keluarganya untuk datang berobat. Padahal, dalam proses pemulihan, penerimaan menjadi langkah awal yang besar.
Paviliun Mentari pagi merupakan bentuk pendekatan terapi menyeluruh yang disediakan RSM Lamongan mulai dari Klinik Psikiatri rawat jalan yang melayani terapi depresi, gangguan kecemasan, psikosomatis dan kontrol gangguan jiwa berat yang ditata sangat nyaman, Daycare pelatihan okupasi untuk ODGJ meliputi aktivitas melukis, olahraga tarung derajat, membaca Al Quran dan pelatihan barista kopi serta tidak lama lagi akan tersedia kafe yang dikelola oleh ODGJ yang mengikuti kegiatan daycare. Sehingga, paska rawat inap, Semangat berdaya ODGJ terus tumbuh untuk pulih kembali.