MUHAMMADIYAH.OR.ID, PONTIANAK—Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) diharapkan mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Barat (Kalbar), demikian harapan yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kalbar, Horisson pada, Kamis (23/6).
Di acara Pelantikan Ketua Sekolah TinggI Ilmu Keperawatan (STIK) Muhammadiyah Pontianak, Horisson memberikan tantangan kepada PTM untuk hadir di setiap Kabupaten/Kota se Kalbar. Menurut hemat Horisson, adanya perguruan tinggi berkontribusi meningkatkan IPM.
“IPM Provinsi Kalimantan Barat berada pada peringkat ke-30 dari 34 provinsi di Indonesia. Ketika diteliti, IPM yang tinggi berada pada kota-kota yang banyak universitas atau kampus, seperti di Kota Pontianak dan Kota Singkawang. Sedangkan di daerah hulu, IPM-nya sangat rendah,” katanya.
Saat ini dia berharap melalui adanya STIK Muhammadiyah Pontianak mampu berkontribusi dalam meningkatkan IPM di Kalbar. Akan tetapi mengingat wilayah yang cukup luas, maka tidak ada salahnya jika Muhammadiyah menambah perguruan tingginya atau STIK Muhammadiyah Pontianak membuka cabang.
Horisson mengapresiasi atas yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah melalui STIK Muhammadiyah Pontianak yang telah bersumbangsih dalam Sumber Daya Manusia (SDM) profesional bidang kesehatan. Civitas akademik STIK Muhammadiyah Pontianak diharapkan memberi dampak pada kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.
“Saya mengajak seluruh civitas akademika STIK Muhammadiyah Pontianak untuk bekerja bersama-sama secara berkelanjutan untuk mewujudkan kampus pilihan terbaik dalam mencetak tenaga kesehatan di Kalimantan Barat,” tuturnya.
Sementara itu, Mewakili Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembanga (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Chairil Anwar menyampaikan bahwa untuk mengakselerasi pembangunan, saat ini sedang dilakukan visitasi dari tim asesor terkait perubahan STIK menjadi Institut dan Teknologi Muhammadiyah Kalbar.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, maupun Kota Pontianak, yang senantiasa memberikan dukungan terhadap keberadaan dan kemajuan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang ada di Kalbar”. Ungkapnya.
Sinergi antara pemerintah dengan non government organization (NGO) merupakan salah kunci dalam pembangunan IPM di Kalbar. Maka pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah di sana adalah keniscayaan untuk mendukung dan meningkatkan IPM Kalbar. Dia berharap, kedepan setelah perubahan dari sekolah menjadi institute akan berpengaruh terhadap perbaikan akreditasi kampus.