MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika Serikat berdiri pada tahun 2008. Lalu pada tahun 2019 mendapatkan legalitas formal dari negara setempat dengan nama Muhammadiyah USA Incorporated.
Saat ini, anggotanya tersebar di seluruh negara bagian, sering berkomunikasi dan mengadakan rapat dengan berbagai platform yang tersedia di internet. Menurut Imam Subakti, mayoritas anggota PCIM Amerika Serikat adalah orang Indonesia yang secara permanen menetap dan tinggal (permanent resident) di Negeri Paman Sam. Mereka masuk dalam kategori sebagai masyarakat menengah ke atas, dengan pendapatan di atas rata-rata. Ada dari kalangan aktivis dan profesional, ada pula dari kalangan akademisi.
Sementara itu, hanya sebagian kecil dari anggota PCIM Amerika Serikat yang berstatus sebagai mahasiswa. “Lebih dari 10 orang anggota PCIM Amerika Serikat yang menjadi profesor di universitas-universitas Amerika Serikat. Dan kita sudah melakukan kapitalisasi dengan Majelis Dikti PP Muhammadiyah untuk bekerjasama dengan berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah,” tutur Imam dalam acara Seminar Pra Muktamar pada Selasa (31/05).
Meski saat ini mayoritas anggota PCIM adalah orang Indonesia yang tinggal di Amerika, Imam dan rekan-rekannya akan terus berusaha menggaet warga lokal untuk menjadi bagian dari gerakan persyarikatan.
Caranya ada dua: transformasi gerakan Muhammadiyah dari generasi pertama ke generasi selanjutnya atau kaderisasi. Artinya, dengan cara ini bukan hanya relokasi tapi juga lokalisasi Muhammadiyah di Amerika Serikat.
“Jadi menurut kami, internasionalisasi gerakan Muhammadiyah itu maksudnya adalah lokalisasi Muhammadiyah,” tegas Imam.
Imam optimis hal tersebut dapat terwujud mengingat Amerika Serikat sangat menjunjung tinggi religious freedom atau kebebasan beragama. Dengan memanfaatkan ini, Muhammadiyah dapat lebih leluasa mengadakan pertemuan, mempromosikan paham wasathiyah Islam berkemajuan, dan melakukan lokalisasi Muhammadiyah.
Selain itu, cara yang kedua adalah peluang dakwah Muhammadiyah di Amerika Serikat semakin terbuka lebar dengan adanya tren naiknya penduduk beragama Islam di sana. Saat ini ada sekitar 4 juta penduduk Amerika Serikat yang beragama Islam dan terus tumbuh secara eksponensial, begitu pula dengan pertumbuhan masjid. Artinya, Muhammadiyah dapat bekerjasama dengan organisasi Islam lokal di Amerika Serikat seperti ISNA maupun ICNA.
“Kita sangat optimis Muhammadiyah bisa berperan di dalam proses dakwah Islam agar lebih hidup lagi di Amerika Serikat. Harapannya dari gerakan relokasi menjadi lokalisasi Muhammadiyah,” ujar Imam.