MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Belanda adalah salah satu negeri yang ramah bagi kehidupan komunitas muslim. Demikian ungkap Koordinator Sosial Media Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Belanda, Dikman Maheng dalam program Diasporamu di kanal youtube Tvmu, Selasa (3/5).
“Muslim di Belanda statistiknya cenderung meningkat. Total dari 17 juta penduduk, umat muslim ada sekitar 5 persen,” ungkap Dikman.
Saat ini kata Dikman ada sekira 600 masjid di Belanda. Umat muslim di sana didominasi oleh imigran dari negara-negara di Afrika Utara, Turki, hingga Indonesia. Sementara itu jumlah masjid juga mengalami pertumbuhan. Untuk kehidupan sehari-hari, daging halal hingga makanan halal juga tersedia di berbagai tempat. Apalagi di Belanda juga mudah ditemukan toko kelontong milik muslim Turki hingga warung Padang pun ada di beberapa tempat.
“Jadi kita ga khawatir dengan kehalalan daging atau ayam. Alhamdulillah kita diberi kemudahan untuk makanan halal,” ungkap Dikman.
Bagi umat muslim dari Indonesia, kejutan budaya tidak terlampau banyak di Belanda. Kata Dikman, hambatan yang dijumpai hanya soal enam jam selisih waktu dengan Indonesia sehingga komunikasi seringkali terhambat oleh jam aktivitas. Hambatan yang lebih serius justru muncul dari adanya empat musim yang mengakibatkan jadwal salat berubah-ubah, termasuk ketika bulan Ramadan.
“Tantangannya sangat berat apalagi jika bertepatan dengan musim panas karena waktu siangnya lebih panjang. Bisa sampai 20 jam. Jadi maghrib jam 10.15 sahurnya jam 3 subuh,” ungkap Dikman.
“Itu tantangan tersendiri bagi kaum muslimin dan kader Muhammadiyah karena di hari biasa kita kan harus melaksanakan aktivitas seperti biasa. Tidak ada pengurangan jam kerja seperti di Indonesia,” imbuhnya.
Kegiatan PCIM Belanda sendiri kata dia aktif dalam diskusi antar kelompok beragama. Selain itu juga melakukan pengajian internal bagi para kader secara daring. Namun, Dikman optimis bahwa PCIM Belanda segera dapat melaksanakan pengajian tatap muka kembali seiring dengan dilonggarkannya protokol pandemi oleh Pemerintah.
“Kegiatan kader selama pandemi ini mengikuti aturan pemerintah Belanda. Sebelumnya, banyak WFH (kerja dari rumah) tapi sejak 28 Februari ada peraturan baru kegiatan kembali normal. Masker dilepas kecuali jika sedang di angkutan umum,” pungkasnya. (afn)