MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAAKRTA—Pembahasan mengenai iman merupakan permasalahan yang paling urgen dan vital. Selamat dan tidaknya seseorang di kehidupan yang kekal kelak bergantung pada masalah ini.
Allah dan Rasul-Nya menjelaskan perihal karakterstik iman yang memang fluktuatif, sehingga dibutuhkan cara atau langkah untuk menjaganya. Banyak sekali langkah atau kiat-kiat untuk memperkuat iman agar tidak mudah goyah. Majelis Tarjih memaparkan beberapa tips atau kiat-kiat untuk memperkuat iman tersebut, berikut kiat-kiatnya:
1. Akrab dengan al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan petunjuk utama untuk mencapai tsabat (keteguhan iman) sekaligus merupakan penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabb-nya. Barangsiapa berpegang teguh pada al-Qur’an, niscaya Allah akan memeliharanya. Barangsiapa mengikuti al-Qur’an, niscaya Allah akan menyelamatkannya dan akan menunjukinya ke jalan yang benar.
Artinya: “Wahai manusia sungguh telah datang pelajaran dari Tuhan-Mu (al-Qur’an), sebagai penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” [QS. Yunus (10): 57].
2. Berusaha istiqamah dengan Syari’at Islam
Allah swt menjamin orang-orang yang istiqamah terhadap agama Islam, kepadanya akan diturunkan malaikat agar dia senantiasa merasa tentram dalam hatinya dan tidak bersedih. Dengan istiqamah juga Allah swt akan memelihara kualitas keimanannya.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah kemudian dia beristiqamah dengan perkataannya, maka malaikai-malaikat akan turun kepada mereka dan berkata: “janganlah kamu takut dan sedih, berilah kabar gembira dengan surga yang dijanjikan.” [QS. al-Ahqaf (46): 13].
3. Menjauhi maksiat
Rasullullah saw menggambarkan maksiat ibarat sebuah noda yang menempel di hati. Semakin seseorang menjauhi maksiat maka akan bercahayalah hatinya sehingga petunjuk akan mudah diterimanya. Demikian pula sebaliknya, ketika seseorang sering berbuat maksiat maka hatinya sedikit demi sedikit akan tertutupi hingga cahaya petunjuk pun sulit diraihnya.
4. Berteman dengan orang-orang yang saleh
Faktor eksternal (luar), merupakan faktor pendukung yang dapat mewarnai kualitas keimanan seseorang, dalam hal ini memilih teman. Allah dan Rasul-Nya pun mewanti-wanti kepada kita untuk lebih selektif dalam memilih teman agar tidak menyesal di kemudian hari, sekaligus teman bisa menjadi tolok ukur baik dan tidaknya agama seseorang.
Allah swt berfirman: “Wahai celaka aku, sekiranya aku dulu tidak menjadikan fulan sebagai teman akrabku” [QS. al-Furqan (25): 28]. Demikian juga, Rasulullah saw bersabda: “Kualitas agama seseorang itu bisa dilihat dari teman akrabnya, maka hendaklah di antara kalian memperhatikan kepada siapa dia berteman.” [HR. Ahmad].