MUHAMMADIYAH.ID, SURABAYA – Meninjau langsung pelaksanaan program vaksinasi drive thru di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Rabu (15/9) Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memuji metode vaksinasi itu sekaligus berharap dicontoh di berbagai daerah lainnya di Jawa Timur.
“Vaksinasi berbasis komunitas sejatinya sudah banyak dilaksanakan tapi yang berbasis komunitas dan dengan sistem drive thru saya rasa baru ini. Maka sistem ini diharapkan menjadi role model yang bisa diterapkan yang lain, apalagi dengan transformasi digital yang juga diaplikasikan seperti di sini,” tutur Khofifah.
Vaksinasi drive thru sejatinya telah dilakukan di banyak tempat, salah satunya adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) hingga Universitas Indonesia. Selain memang efektif, vaksinasi drive thru dianggap mampu meminimalisir kerumunan.
Vaksinasi drive thru di UM Surabaya sendiri menargetkan 1.000 dosis vaksin dengan jenis vaksin AstraZeneca. Selain dilaksanakan pada hari Rabu (15/9), vaksinasi di UM Surabaya juga dilaksanakan pada hari ini, Kamis (16/9).
Kepada masyarakat yang belum sempat melakukan hari ini, Khofifah berpesan masyarakat tidak perlu khawatir. Pasalnya, vaksinasi di UM Surabaya juga akan dilanjutkan selama lima hari mulai Senin pekan depan (20/9) dengan jenis vaksin Sinovac. Untuk mendaftar, masyarakat bisa mengakses website Universitas Muhammadiyah Surabaya.
“Sering saya sampaikan Pemprov Jatim ini ingin mengedepankan pentahelix approach yang ada kampus di dalamnya yang ada media di dalamnya, serta juga private sector dan society, semua harus nyekrup. Realisasinya adalah seperti hari ini,” puji Khofifah.
Terkait vaksinasi, progres di Jawa Timur menurutnya cukup membanggakan. Lebih dari 17,8 juta dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan ke masyarakat baik vaksin dosis satu maupun dua.
Untuk itu Khofifah mengapresiasi seluruh kerjasama kampus di Jawa Timur termasuk UM Surabaya yang ikut berperan aktif dalam menggalakkan vaksinasi.
“Saat ini Jatim sudah bebas zona merah sudah bebas level 4. Dan alhamdulillah kini berdasarkan assesment Kemenkes, positivity rate di Jatim sudah 1,85. Ini bukan hasil yang dicapai dengan mudah. Ada sinergi dan kekompakan di dalamnya,” pungkas Khofifah.