MUHAMMADIYAH.ID, BANTUL – Secara maknawi, silaturahim menurut Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti adalah menyambung tali yang terputus atau benang yang kusut dengan kasih sayang yang tulus.
“Karena adanya ikatan keimanan di antara kita, ikatan kemanusiaan di antara kita, dan ikatan cinta di antara kita,” terang Mu’ti dalam Silaturahim Syawalan Keluarga Besar Muhammadiyah Kabupaten Bantul, Sabtu (5/6).
Atas pengertian tersebut, momen Syawalan atau yang dikenal sebagai halalbihalal dianggap Mu’ti sebagai momen refreshing sosial.
“Kesempatan kita melaksanakan Syawalan ini, seperti yang diangkat di Suara Muhammadiyah tahun 1924 dan 1926 itu merupakan bagian dari upaya kita saling menghalalkan. Artinya, saling memberikan keleluasaan dan kemudian saling membuka diri. Kita menjadi orang yang open (terbuka, bahasa Inggris), sekaligus juga menjadi orang yang open (peduli, bahasa Jawa),” jelas Mu’ti.
Bagi umat muslim, momen Syawalan sendiri dianggap penting mengingat sebuah hadis riwayat Bukhari yang menyatakan bahwa Nabi Saw bersabda, “barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambahkan umurnya, maka hendaknya menyambung silaturahim.”
“Inti dari silaturahim itu ada pada sikap kita saling menyayangi sesama umat manusia. Dan saling menyayangi itu merupakan kunci dari kita mendapatkan rahmat dan kasih sayang dari Allah serta rahmat dan kasih sayang dari sesama umat manusia,” pesannya.
“Bunga melati, harum mewangi. Bolehlah hamba petik sekuntum. Saya ucapkan selamat Idulfitri, taqaballahu minna wa minkum,” tutup Mu’ti dengan pantun.