MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– Resmikan Kampus 6 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Haedar Nashir berpesan meskipun kampus tidak berada dalam satu lokasi yang sama dengan kampus utama, namun harus tetap terselenggara dalam satu sistem yang menyatu.
“Biarpun terpencar dan berbagai unit tumbuh didalamnya, tetapi bukan menjadi bagian-bagian yang terkelupas dan terpisah, apalagi menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang di luar kendali universitas,” tegas Haedar pada (25/2) dalam acara Peresmian Kampus 6 UAD dan Muhammadiyah Business Center
Dalam prinsip unity atau persyarikatan, ia berharap UAD bisa mengembangkan dunia pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa. Secara khusus kepada Kampus 6 UAD sebagai gedung Fakultas Agama Islam (FAI) sekaligus matarantai dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah dibawah naungan PD Muhammadiyah Kulonprogo, ia berharap bisa menghasilkan kader persyarikatan, umat, dan bangsa yang Berkemajuan.
Dengan frame pemahaman keagamaan tersebut, kader dan mahasiswa UAD, termasuk ketika disebarkan di masyarakat bisa memahami Islam secara utuh, luas, dan membawa misi rahamtan lil alamiin.
“Diajarkan nilai-nilai Islam sesuai dengan manhaj tarjih, yang wasathiyah, Islam yang tengahan, Islam yang membawa kedamaian, kebersamaan, kebersatuan, Islam yang selalu menyambung ta’aruf dan ta’awun,” imbuhnya.
Melalui pemahaman Islam Berkemajuan yang dipedomani oleh Muhammadiyah, Haedar percaya akan dapat membangun nilai-nilai luhur agama, dan mampu memajukan keadaban publik di tengah masyarakat yang semakin pragmatis. Pragmatisme itu lahir dari kedangkalan pembahasan keislaman dalam media sosial, karenannya ia meminta supaya tersu mengelorakan Islam Berkemajuan.
“Boleh jadi di era media sosial membuat setiap orang terbiasa untuk memamah hoak, perseteruan, buzzer, kebencian, dan prasangka buruk antar sesama,” ucapnya.
Karena itu Muhammadiyah harus hadir dengan menyuarakan nilai-nilai luhur yang utama, sekaligus juga memberi solusi. Muhammadiyah menghadirkan Islam yang menjadi pemecah masalah, bukan penambah atau pemberi masalah, apalagi Islam yang mempolitisasi masalah.
Sementara itu, kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kulonprogo, Ketua Umum PP Muhammadiyah ini meminta supaya senantiasa meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan meningkatkan ekonomi masyarakat yang jika dilihat masih berada pada menengah kebawah.
Dalam usaha mengentaskan masalah sumber daya dan peningkatan taraf hidup masyarakat, Muhammadiyah pada setiap level kepemimpinan diharapkan bisa saling bersinergi dengan pemerintah. Sehingga persoalan mendesak tersebut segera terselesaikan.
“Sebuah bangsa, masyarakat, termasuk di daerah tidak akan pernah naik kelas menjadi masyarakat maju sebagaimana cita-cita pendiri bangsa, jika kualitas sumber daya manusianya masih di bawah rata-rata dibanding dengan kualitas sumber daya manusia di negara yang telah maju,” ungkap Haedar.