MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Mengikuti perkembangan zaman, metode dakwah pun harus disesuaikan dengan tantangan zaman agar dakwah tetap diterima oleh kalangan luas.
Dalam Pengajian Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ahad (17/1) Ketua PP Muhammadiyah Dahlan Rais mengingatkan bahwa para da’i Muhammadiyah harus menghindari kejumudan.
Menurutnya, kejumudan atau kekakuan terjadi jika dari hari ke hari materi dan cara yang disampaikan membuat jamaah bosan dan tidak bertambah wawasannya.
“kalau pengajaran hanya itu-itu lagi pasti ujungnya adalah satu proses kejumudan, dan sesuatu yang jumud itu sulit disebut amal salih,” jelas Dahlan.
Karena itu, Dahlan Rais menyebut agar suatu dakwah mampu menjadi amal salih harus memiliki unsur kebaruan, inovasi, berbagai sudut pandang dan berakhir dengan pemecahan masalah atau solusi.
“Maka yang disebut amal salih adalah bila amal itu diikuti dengan proses kreatif dan produktif. Tanpa proses itu maka hanya beramal jumud,” tegasnya.
Selain itu, Dahlan juga menghimbau agar da’i Muhammadiyah memperluas jangkauan dakwah dengan menggarap segmentasi dakwah ke komunitas-komunitas yang ada. Apakah itu komunitas sepeda, komunitas artis, dan yang lainnya.
Dahlan melihat gerakan dakwah komunitas yang spesifik belum begitu tergarap, padahal Muktamar Makassar mendorong dilakukannya dakwah berbasis komunitas.
“Komunitas-komunitas yang ada, sudahkah kita menjangkau? Bagaimana kita memberikan sajian bentuk dakwah baru,” tanyanya. (afn)