Sabtu, 16 Agustus 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
Home Artikel

Refleksi Kebangsaan 80 Tahun Indonesia Merdeka

by timredaksi
4 jam ago
in Artikel, Berita
Reading Time: 6 mins read
A A
Refleksi Kebangsaan 80 Tahun Indonesia Merdeka

Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah)

Oleh Haedar Nashir

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hari ini genap 80 tahun Indonesia merdeka. Soekarno-Hatta mewakili bangsa Indonesia membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dengan sepenuh jiwa-raga.  Bagi kita yang merayakan kemerdekaan saat ini, momentum Indonesia merdeka itu seolah biasa. Sekadar memutar kilas perjalanan waktu delapan dasawarsa. Sebagian mungkin ada yang   semata bergembira tanpa makna.

Alhamdulillah dalam perjalanan 80 tahun Indonesia Merdeka, terdapat banyak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Pendidikan, Kesehatan, Sosial, Politik, Ekonomi, kehidupan Beragama, dan dimensi kehidupan lainnya memberi banyak harapan bagi masa depan Indonesia. Bersamaan dengan itu, masih banyak elite dan tokoh bangsa yang memiliki komitmen dan pengkhidmatan yang baik untuk membawa Indonesia pada pencapaian cita-cita kemerdekaan. Generasi muda, generasi milenial, dan generasi Z yang menjadi harapan bangsa bertumbuh-kembang menjadi sumberdaya insani yang akan membawa estafet perjuangan Indonesia di era baru kehidupan postmodern abad ke-20 yang sarat kompleksitas di seluruh ranah semesta. Semuanya tentu menghayati betul akan makna luhur kemerdekaan Indonesia sebagai mandat utama dalam menuju cita-cita Indonesia yang digariskan para pendiri negara.

Patut diapresiasi political will Presiden Prabowo Subianto yang melakukan langkah dan kebijakan berani untuk menata pemerintahan agar tercipta good governance, tidak boros, tidak korup, fokus pada pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas, mendorong secara politik para pengusaha besar agar peduli bangsa, memihak sepenuhnya rakyat kecil, menegakkan kedaulatan bangsa, serta terobosan kebijakan lainnya berbasis Asta Cita. Kehendak politik dan langkah kebijakan Presiden itu diharapkan membawa angin segar untuk mewujudkan Indonesia bersatu, berdaulat, sejahtera, dan yang terpenting diikuti sepenuhnya oleh seluruh Kementerian  dan institusi pemerintahan terkait, hingga ke daerah, agar satu irama memberi jalan dan harapan baru bagi masa depan Indonesia yang lebih berkemajuan setelah 80 tahun merdeka.

Namun terdapat panorama lain, ketika hari ini kita merayakan Indonesia Merdeka, Sebagian anak bangsa tidak menghayatinya sepenuh jiwa-raga  seakan momentum kemerdekaan itu  berlalu begitu saja tanpa makna dan sukma. Di samping banyak kemajuan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia, bahkan realitas menunjukkan bahwa  terdapat panorama buram dalam berbangsa dan bernegara, yakni terjadinya penyalahgunaan yang menjadi masalah dan tantangan bagi masa depan Indonesia.

MateriTerkait

Hari Kemerdekaan Bukan Sekadar Seremoni Tahunan, Mandat Sejarah yang Harus Terus Diperjuangkan

RS PKU Muhammadiyah Gamping Luncurkan Layanan IVF, Ikhtiar Hadirkan Solusi bagi Pasangan yang Mendamba Momongan

Dakwah Muhammadiyah di Era Digital: Irwan Akib Tekankan Orkestrasi dan Literasi Informasi

Ketika terjadi berbagai penyalahgunaan dalam praktik berbangsa  bernegara, justru 80 tahun Indonesia merdeka jelas paradoks luar biasa. Alih-alih bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberi berkah kemerdekaan serta menghargai perjuangan luhur seluruh rakyat Indonesia dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Justru terjadi salah kaprah dan ajimumpung  dalam mengurus bangsa dan negara, yang menyebabkan Indonesia menderita.

Derita Indonesia sering terjadi karena hasrat-hasrat berlebih orang-orang tak bertanggungjawab dalam bernegara. Mereka sekadar ingin menikmati buah kemerdekaan tanpa rasa tanggungjawab untuk mengabdi sepenuh hati bagi kemajuan Ibu Pertiwi.  Indonesia seolah milik dirinya, sehingga boleh berbuat apa saja demi meraih keuntungan yang tiada tara.

Korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, oligarki politik dan ekonomi, pengurasan sumberdaya alam, pemberian konsesi kepada pihak asing yang merugikan kepentingan negara sendiri, menghamburkan uang negara, membiarkan kesenjangan sosial dan kemiskinan menjadi realitas nyata, dan membuat kebijakan-kebijakan yang merugikan dan menghimpit kepentingan rakyat, sejatinya merupakan bentuk ironi pahit kemerdekaan.

Padahal di masa lalu betapa pedihnya perjuangan rakyat dan para pejuang negeri tercinta demi Indonesia merdeka. Ratusan tahun tanah Nusantara dijajah Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang dengan Negara Kincir Angin yang paling lama menjajah di bumi Pertiwi tercinta. Sungguh, sangat menderita rakyat Indonesia. Betapa tak terhitung pengorbanan harta, ragad fisik, pikiran, dan bahkan nyawa yang dialami rakyat Nusantara berabad-abad lamanya. Karena demikian rakus penjajah, sesudah Indonesia merdeka pun, mereka masih ingin menjajah kembali melalui dua kali agresi yang tak tahu diri.

Eduard Douwes Dekker atau Multatuli dalam “Max Havelaar” melukiskan betapa masif keburukan akibat penjajahan di bumi Indonesia. Sistem tanam paksa serta korupsi  para pejabat pribumi dan Belanda menyebabkan kemiskinan, kelaparan, dan penderitaan rakyat tak berkesudahan. Lebih mengenaskan, bangsa pribumi dicitrakan serba negatif, sementara sang penjajah seolah gagah perkasa. Di tengah ganasnya perlakuan penjajah, tidak sedikit di sejumlah daerah ada oknum raja-raja dan pejabat-pejabat pribumi oportunis yang memihak kolonial demi meraih keuntungan sesaat di tengah derita rakyatnya sendiri. Politik devide at impera  menjadi senjata kolonial paling ampuh dalam memecah-belah rakyat Indonesia, yang menyebabkan Indonesia lemah dan cita-cita kemerdekaan makin jauh dari harapan.

Refleksi Diri

Indonesia merdeka sungguh melalui proses perjuangan panjang sarat pengorbanan dari seluruh elite dan rakyat Nusantara tercinta. Berbagai kerajaan dan golongan rakyat di masa lampau hadir melakukan perlawanan besar-besaran terhadap penjajah. Pada awal abad ke-20 perjuangan kemerdekaan memasuki fase baru dengan sistem organisasi modern. Di era  baru itu lahir gerakan kebangkitan nasional ditandai berdirinya Sarikat Dagang Islam, Boedi Oetomo, Sarikat Islam, Muhammadiyah, Taman Siswa, Al Irsyad, Aisyiyah, Perkumpulan Wanita Katolik-Kristen, Persatuan Islam, Nahdhatul Ulama, dan organisasi-organisasi lainnya untuk satu cita-cita bersama Indonesia merdeka. Sumpah Pemuda dan Kongres Wanita tahun 1928 memperkuat tonggak bersejarah untuk Indonesia merdeka yang sarat makna itu.

Karenanya kini siapapun dan dari golongan manapun yang diberi mandat rakyat untuk menyelenggarakan Pemerintahan Republik Indonesia hendaknya menyadari betul pahit-getir dan matarantai sejarah perjuangan rakyat Indonesia yang telah melahirkan Indonesia merdeka tahun 1945 yang bersejarah itu. Para elite yang berada di pemerintahan di jajaran eksekutif, legislatif, yudikatif, TNI, Polri, dan lembaga-lembaga pemerintahan lainnya maupun mereka yang berada di partai politik dan organisasi-organisasi kebangsaan mesti bergerak bersama. Semua mesti mengikuti teladan para pejuang dan pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagaimana melanjutkan jejak emas para pahlwan bangsa yang berkorban  tanpa berharap balas jasa demi Indonesia merdeka.

Seluruh elite dan anak bangsa di manapun berada, marilah berkhidmat sepenuh jiwa-raga untuk membangun Indonesia merdeka menuju negeri yang betul-betul merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sebagaimana amanat para pendiri negara. Mari wujudkan Indonesia yang “Bersatu berdaulat, rakyat sejahtera, dan Indonesia maju” sebagaimana tema hari ulang tahun kemerdekaan ke-80 tahun ini. “Bangunlah jiwanya, Bangunlah  badannya”, demikian penggalan bait lagu Indonesia Raya yang selalu kita nyanyikan bersama. Sehingga Indonesia merdeka betul-betul nyata dan membawa Indonesia jaya.

Khusus bagi para petinggi negeri di seluruh struktur pemerintahan, jadikan Indonesia merdeka sebagai mandat untuk  mengabdi sepenuh hati dalam menjalankan perintah Konstitusi. Lindungi  segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan sepenuh tanggungjawab untuk memberi dan bukan meminta. Majukan kesejahteraan umum terutama bagi rakyat kecil yang sering nasibnya tersisih. Cerdaskan kehidupan bangsa agar Indonesia maju di kancah global. Ikut aktif melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial sehingga Indonesia disegani dunia.

Jadikan perintah konstitusi itu sebagai patokan utama dalam menjalankan roda pemerintahan dari urusan besar hingga kecil. Bawa raykat Indonesia ke kehidupan yang lebih baik. Tegakkan hukum menuju tercapainya keadilan substansial agar benar-benar dirasakan oleh rasa keadilan masyarakat luas sebagaimana pandangan Ketua Mahkamah Agung Prof Dr Sunarto, bukan sekadar hukum verbal dan administratif, yang sering membuka peluang diskriminatif dan politisasi hukum. Jangan bebani bangsa ini dengan pajak ala kapitalisme dan  kebijakan yang memberatkan rakyat, yang tidak sejalan dengan jiwa Pancasila dan cita-cita luhur pendiri Indonesia.

Tegakkan kedaulatan Indonesia dengan dasar konstitusi  dan spirit perjuangan rakyat yang berdarah-darah dalam melawan penjajah.  Jagalah marwah negara dan bangsa dari segala bentuk transasksi di ranah domestik maupun pihak asing yang merugikan bangsa sendiri. “Jadikanlah bangsa Indonesia ini kuat, agar tidak diinjak-injak bangsa lain.”, demikian pesan Pak Prabowo Subianto dalam buku biografinya. Para pengusaha besar yang sudah menikmati buah kemerdekaan dengan segala keberlebihan, dipesankan Presiden untuk berkorban membantu negara dan bangsa. Jangan sekali-kali mengisap darah rakyat, mencari keuntungan di atas penderitaan rakyat, menjadi vampir ekonomi, dan serakah, tegas beliau dalam pidataonya ketika meresmikan  Koperasi Merah-Putih di Klaten baru-baru ini (Senin, 21/7/2025).

Bagi seluruh elite yang memiliki akses kekuasan politik, tunaikan mandat konstitusi dengan penuh bakti demi ibu pertiwi.   Jauhi sikap angkuh dengan kekuasaan politik di tangan. Mandat rakyat itu hanyalah titipan, bukan kekuasan untuk dimiliki. Jauhi sikap “adigang adigung adiguna” yang membuat saling mengegasikan di tubuh anak bangsa. Junjungtinggi persatuan Indonesia  disertai kemauan politik untuk saling berbagi dan  bukan untuk menguasai dan mendominasi. Tiada persatuan sejati tanpa saling empati, simpati, peduli, dan berbagi. Bersatu untuk saling memberi, bukan saling menghegemoni.

Demokrasi mesti dijalankan dengan hikmah dan musyawarah, bukan dengan asas siapa kuat siapa menang dan berhak paling menentukan. Hak Asasi Manusia (HAM) ditegakkan dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa serta Kemanusiaan yang adil dan beradab yang hidup di bumi Indonesia, bukan kopi paste pihak asing hatta atasnama HAM universal. Merajut persatuan dengan spirit kebhinekaan yang menyatukan kolektivitas keindonesiaan. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia niscaya menjadi komitmen dan pengkhidmatan bersama seluruh kekuatan negara dan bangsa. Kekuatan-kekuatan masyarakat agar menjauhi sikap ingin menang sendiri dalam segala perkara negeri, hindari anarki, tunjukkan sikap tengahan yang sejati,  kedepankan toleransi, dan jangan menjadi benalu di tanah ibu pertiwi.

Seluruh elite dan warga negeri mesti menjunjungtinggi kepentingan negeri di atas kepentingan sendiri, kroni, dan dinasti. Buktikan  Indonesia itu milik bersama dengan asas Gotong Royong berjiwa welas asih yang hakiki, tanpa sikap diskriminasi dan hasrat berkuasa sendiri. Ingatlah  pesan luhur Ir Soekarno ketika berpidato 1 Juni 1945, bahwa “Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara semua buat semua, satu buat semua, semua buat satu”. Itulah Satu Indonesia milik bersama. Indonesia yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat,  adil, dan makmur. Indonesia Raya yang bermartabat utama dan berkemajuan!

Naskah lengkapnya dapat diunduh di sini

Tags: headlineindonesiakebangsaankemerdekaanrefleksi
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

RS PKU Muhammadiyah Gamping Luncurkan Layanan IVF, Ikhtiar Hadirkan Solusi bagi Pasangan yang Mendamba Momongan

Next Post

Hari Kemerdekaan Bukan Sekadar Seremoni Tahunan, Mandat Sejarah yang Harus Terus Diperjuangkan

Baca Juga

Bagaimana Hukum Merayakan HUT Republik Indonesia
Berita

Kemerdekaan dalam Islam Bersifat Holistik dan Berlandaskan Tauhid

16/08/2025
Pendidikan Jalan Kemerdekaan
Artikel

Pendidikan Jalan Kemerdekaan

16/08/2025
Pendidikan Muhammadiyah Merevitalisasi dan Memperkuat Karakter Bangsa
Berita

Membangun Indonesia Maju Melalui Pencerdasan Bangsa dengan Pendidikan Bermutu

15/08/2025
Komunikasi Politik Pejabat Jadi Sorotan, Pakar UMM Berikan Tanggapan
Berita

Komunikasi Politik Pejabat Jadi Sorotan, Pakar UMM Berikan Tanggapan

15/08/2025
Next Post
Hari Kemerdekaan Bukan Sekadar Seremoni Tahunan, Mandat Sejarah yang Harus Terus Diperjuangkan

Hari Kemerdekaan Bukan Sekadar Seremoni Tahunan, Mandat Sejarah yang Harus Terus Diperjuangkan

BERITA POPULER

  • Leptospirosis Merebak, Dosen Fakultas Kedokteran Unisa Yogyakarta Berikan Tips Cara Mencegah dan Menanganinya

    Leptospirosis Merebak, Dosen Fakultas Kedokteran Unisa Yogyakarta Berikan Tips Cara Mencegah dan Menanganinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Empat Tahapan Interaksi yang Baik dengan Al-Qur’an: Pelajaran dari KH. Ahmad Dahlan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Kampung Bersejarah yang Menjadi Titik Lahir dan Perkembangan Muhammadiyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perguruan Tinggi Muhammadiyah Baru di Bojonegoro Siap Cetak Generasi Technopreneur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Alasan PP Muhammadiyah Tetapkan Medan sebagai Tuan Rumah Muktamar ke-49

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Groundbreaking TK ABA ‘Aisyiyah Ketenong, Wamen Fajar: Langkah Awal Menuju Generasi Emas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kementerian PU RI Bersinergi dengan Muhammadiyah Bangun Pondasi Negeri yang Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahasiswa Muhammadiyah Ciptakan Kacamata Pintar untuk Bantu Difabel Netra

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prihatin Pakan Ternak Mengandung Kimia dan Impor, Mahasiswa Muhammadiyah Inovasi Buat Jamu Herbal untuk Ternak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.