MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, mengajak para jurnalis untuk bersinergi dalam menyuarakan isu-isu inklusivitas dan kesetaraan dalam forum Mainstreaming GEDSI di Media: Mengembangkan Jurnalisme Inklusif yang digelar pada Rabu (6/8).
Dalam pemaparannya, Tri menegaskan bahwa GEDSI (Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial) bukan sekadar istilah teknis, melainkan bagian dari hak asasi manusia yang harus dihormati, dipenuhi, dan dilindungi oleh seluruh elemen masyarakat.
“GEDSI merupakan bagian dari hak asasi manusia, dan wujud nyata dari penghormatan, pemenuhan, serta perlindungan hak dan martabat manusia,” ungkapnya.
GEDSI dan Keadilan dalam Pembangunan
Tri Hastuti juga menyoroti pentingnya pemerataan manfaat pembangunan. Menurutnya, setiap warga negara, apapun latar belakang identitasnya, berhak menerima manfaat dari kebijakan publik.
“Apakah kita, dengan identitas apa pun, mendapatkan manfaat dari program pembangunan pemerintah? Apakah kita memiliki kontrol terhadap lingkungan kita? Ini adalah pertanyaan penting yang harus terus kita suarakan demi menciptakan lingkungan yang adil, setara, inklusif, dan berkelanjutan,” jelasnya.
Dalam konteks ini, PP ‘Aisyiyah mendorong media untuk mengambil peran strategis dalam menyuarakan kepentingan kelompok yang sering terpinggirkan dan mengalami diskriminasi.
“Isu diskriminasi masih kerap kita temui di masyarakat. Maka dari itu, kami mendorong para jurnalis untuk membuka ruang bagi saudara-saudara kita yang mengalami disabilitas dan diskriminasi,” ujar Tri.
Ia menutup dengan ajakan agar jurnalis terus menjadi jembatan suara bagi kelompok yang selama ini belum mendapatkan tempat di ruang publik.
“Dalam ruang jurnalistik, kita menyuarakan yang tidak disuarakan dan membuka ruang agar semua kelompok dapat menyampaikan aspirasinya,” pungkasnya. (Bhisma)