MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKASSAR – Membangun Indonesia maju dan berdaulat tak bisa dilakukan dari atas, melainkan usaha-usaha menuju tujuan itu dimulai dari bawah atau rakyat tentu jalan utamanya adalah pencerdasan melalui pendidikan.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib pada Kamis (14/8) melalui catatan reflektifnya untuk menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia yang rutin diperingati pada 17 Agustus.
Mengutip pandangan Presiden Sukarno, Irwan menyebut, kedaulatan tegak dan berada di tangan rakyat sebagai pemilih sah bumi persada Indonesia, bila bangsa ini berdaulat secara politik dan ekonomi.
Oleh karena itu, Muhammadiyah memandang bahwa kemerdekaan Indonesia tidak hanya berisi perjanjian, tapi juga persaksian melalui aksi nyata mengisi kemerdekaan dengan mencerdaskan, menyehatkan, menyejahterakan seluruh rakyat tanpa terkecuali.
“Indonesia berkemajuan dalam pandangan Muhammadiyah dapat dimaknai sebagai negara utama (al-Madinah al-fadhilah), negara berkemakmuran dan berkeadaban dan negara sejahtera,” ungkapnya.
Lebih lanjut disebutkan bahwa negara berkemajuan adalah negara yang mendorong terciptanya fungsi kerisalahan dan kerahmatan yang didukung oleh sumber daya manusia yang cerdas, berkepribadian, dan berkeadaban mulia.
Guru Besar Bidang Pendidikan Matematik ini melihat, bahwa pendidikan menjadi salah satu jalur utama untuk melahirkan sumber daya manusia yang cerdas, berkepribadian dan berkeadaban mulia.
Dalam bingkai pendidikan holistik integratif, Irwan Akib menjelaskan, pendidikan bermutu tidak hanya menonjolkan kemampuan intelektual tapi juga mencerdaskan otak, hati, rasa, dan fisik anak-anak generasi penerus bangsa.
“Pendidikan bermutu harus dapat hadir memberi solusi berbagai problematika kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan,” harapnya.
Pendidikan yang mampu mengasah kemampuan intelektual dan berpikir tingkat tinggi, mengasah kepekaan batin sehingga dapat membentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai moral, memiliki jiwa estetika mencintai keindahan dan menghargai kedamaian, serta memiliki kesehatan jasmani yang prima.
Dalam pandangan K.H. Ahmad Dahlan, pendidikan bukan hanya transfer ilmu, melainkan proses pembentukan manusia berintegritas yang berperan aktif dalam menciptakan masyarakat berkemajuan dengan prinsip berbuat untuk kebaikan bersama tanpa memperalat orang lain.