MUHAMMADIYAH.OR.ID, MALANG – Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Melalui proyek bertajuk Vision Medichine yang mendapatkan pendanaan langsung dari Kemdiktisaintek RI dalam pengembangannya, tim mahasiswa ini berhasil mengembangkan kacamata pintar (smart glasses) dengan basis machine learning yang ditujukan untuk membantu penyandang tunanetra dalam mendeteksi jenis obat secara otomatis.
Pada proyek yang bermula dari proses seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang digelar di tingkat universitas, Tim yang terdiri dari Al Fitra Nur Ramadhani (Informatika), Muhammad Hanif (Informatika), Dwi Sukmawati (Farmasi), Zaki Hanif Izzet (Teknik Elektro) dan Riko Dwi Firmansyah (Teknik Elektro) mereka menunjukan semangat tinggi dan optimisme untuk menciptakan produk inovatif ini.
Dengan desain khusus yang menggunakan pendekatan generative AI dan teknologi voice assistant, Vision Medichine dirancang untuk memberikan informasi obat melalui keluaran suara secara real time di mana Fitra yang merupakan salah satu anggota tim mengungkap bahwa inovasi ini berawal dari keprihatinan atas banyaknya penyandang tunanetra yang mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi obat yang akan dikonsumsi.
“Awalnya saya dari prodi Informatika, saat itu memang lagi gencarnya kompetisi PKM dan Alhamdulillah lolos. Alat ini didukung dengan voice assistant, jadi penggunanya bisa bertanya terkait data setempat,” jelas Fitra pada informasi redaksi yang diterima pada Kamis, (7/8).
Dengan bimbingan langsung dari dosen UMM, Galih Wasis Wicaksono, Hingga saat ini proyek Vision Medichine telah menunjukan progres yang signifikan. Namun, Fitra juga mengungkap bahwa dalam prosesnya bukan berarti tanpa adanya tantangan di mana pada pengembangannya alat ini juga tak luput dari permasalahan teknis.
“Mungkin jika dihitung secara presentase, mesin ini telah berprogres sebanyak 30-40 persen dan masih banyak yang perlu dilakukan. Ada beberapa komponen dari alat kita tidak berfungsi seperti yang kami harapkan, misalkan seperti kamera yang pada uji lapangannya hasilnya berbeda dan tidak berfungsi. Maka tentu hal ini perlu di evaluasi dan dikembangkan lebih lanjut,” ujarnya.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, tim pengembang Vision Medichine berharap proyek ini dapat berlanjut ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Inovasi nyata yang diberikan oleh tim mahasiswa UMM ini menunjukkan bahwa UMM merupakan universitas yang selalu berkomitmen mencetak mahasiswa yang tak hanya unggul pada akademik, melainkan juga peduli terhadap isu sosial yang terjadi dengan menciptakan solusi teknologi yang inklusif dan aplikatif untuk masyarakat. (Bhisma)