MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menerima kunjungan dari Kaikoukai Healthcare Corporation, Jepang, pada Jumat malam (15/8). Pertemuan ini membahas peluang kerja sama strategis di sektor kesehatan, khususnya layanan bagi para lanjut usia (lansia) di Jepang.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan bahwa kerja sama ini berpotensi menjadi kemitraan jangka panjang yang bermanfaat bagi kedua pihak. Melalui proses yang akan dirancang bersama, Haedar optimis langkah ini dapat meningkatkan kualitas transfer sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan bagi warga Muhammadiyah yang ingin bekerja di Jepang.
“Dengan adanya 126 rumah sakit dan 164 Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang diantaranya memiliki basis di bidang kesehatan, kami yakin langkah ini akan dapat dijalankan bersama dan akan bersifat berkelanjutan,” tutur Haedar.
Kaikoukai Healthcare juga turut menyoroti kualitas unggul perawat Indonesia di Jepang. mereka berpendapat bahwa adab sopan santun dan keyakinan terhadap agama membuat para perawat Indonesia memiliki kualitas yang unggul dalam memperlakukan para lansia di Jepang.
Menanggapi hal itu, Haedar turut menyampaikan hal penting di mana konsep merawat orang tua telah di ajarkan dalam agama Islam dan telah menjadi nilai luhur bagi warga Indonesia. Sehingga, hal tersebut membuat masyarakat Indonesia yang bekerja sebagai perawat di Jepang memiliki kualitas yang berbeda dalam merawat para lansia.
“Birrul walidain atau berbakti pada orang tua telah diajarkan dalam Islam. Ini yang saya yakini mengapa para perawat Indonesia bisa lebih unggul dibandingkan dengan perawat-perawat di negara lain,” jelasnya.
Jepang Hadapi Krisis Tenaga Perawat untuk Lansia
Memaparkan lebih lanjut tentang kondisi demografis dan kebutuhan di sektor ketenagakerjaan yang sedang mengalami fase “Super Aging Society” atau kondisi di mana angka kelahiran menurun dan angka harapan hidup meningkat yang menyebabkan proporsi penduduk lanjut usia sangat besar, President Director Kaikoukai Healthcare Corporation, Jepang, Yamada Tetsuya, menyebut bahwa permasalahan tersebut dinilai sangat serius dan perlu ditindaklanjuti.
“Untuk mengatasi permasalahan demografis dan ketenagakerjaan, kami telah melakukan perluasan program termasuk juga berkolaborasi dengan Muhammadiyah yang memiliki banyak sekali rumah sakit dan institusi pendidikan yang selaras dibidang kesehatan, khususnya di sektor keperawatan,” tutur Yamada.
Ia menambahkan, kekurangan perawat untuk para lansia di jepang membuat sejumlah fasilitas kesehatan untuk lansia belum termanfaatkan secara optimal.
Maka dengan memanfaatkan keunggulan pada hubungan baik antar negara, jarak dan kultur yang dekat, serta nilai-nilai agama yang dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia, Yamada meyakini rencana kerjasama strategis ini akan dapat dijadikan proyeksi jangka panjang untuk melakukan pengembangan di sektor kesehatan dan medis di masa depan.
“Harapannya, dimulai dengan pembahasan terkait “Care Giver” ini akan menjadi jalan persahabatan terutama tentang pengembangan sektor kesehatan dan medis,” pungkasnya. (Bhisma)