MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA – Hadir memberikan amanat pada acara pengukuhan guru besar Prof. Dr. dr. Sukadiono di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir sampaikan tahniah sekaligus pesan penting untuk seluruh pendidik khususnya yang ada di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA).
Pertama, Haedar menyampaikan rasa syukurnya atas dikukuhkannya Sukadiono sebagai guru besar. Ia mengungkap, dengan bertambahnya guru besar, maka jumlah pendidik pada PTMA khususnya di UM Surabaya telah bertambah.
“Dengan bertambahnya guru besar di PTMA. Insyaallah Muhammadiyah akan terus berkomitmen dan berusaha membangun keilmuan dan kemandirian. Inilah yang dari dulu menjadi DNA dari Muhammadiyah,” jelas Haedar pada Sabtu (23/8).
Kedua, Haedar mengungkapkan bahwa saat ini target dan juga yang menjadi agenda strategis Muhammadiyah melalui PTMA adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, bertakwa dan berkarakter.
“Masih banyak problem yang kita hadapi dalam membangun SDM. Problem seperti Human Development Indeks, daya saing, dan kesehatan seolah menjadi warning bagi kita bahwa pengembangan SDM menjadi agenda strategis kita kedepan untuk banyak keperluan dan kepentingan,” ungkapnya.
Ketiga, mengutip isi pidato para pendiri bangsa dalam usaha membangun dan mencerdaskan kehidupan bangsa, Haedar menekankan satu poin penting bahwa membangun kecerdasan yang berdasar pada ketakwaan kepada tuhan yang maha esa perlu untuk terus ditegakkan.
“Seluruh dimensi yang membawa kepada kesempurnaan akal budi manusia ini begitu penting. itu juga menjadi satu agenda yang menjadi 7 poin penting pidato para tokoh bangsa dalam usaha memerdekakan negara,” ucap Haedar.
Terakhir, Haedar berpesan kepada pendidik, guru besar yang sekaligus juga berperan dalam sektor kepemimpinan, bahwa dikehidupan yang semakin kompleks, para pemimpin harus bisa mengatasi berbagai kesulitan, memecahkan masalah, dan mengagendakan agenda strategis.
Menurutnya, hal tersebut perlu ditekankan sebab para pemimpin harus hadir di segala titik bahkan pada titik-titik yang kritis dalam segala urusan.
“Pemimpin di zaman saat ini dihadirkan untuk menghadapi titik-titik kritis dalam kebangsaan. Nilai kepemimpinan harus hadir untuk menegakkan nilai-nilai agama dan dalam satu kesatuan juga mengurus urusan dunia,” tutupnya. (bhisma)