Senin, 18 Agustus 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
Home Artikel

Darah Muda, Denyut Kedaulatan

by timredaksi
4 jam ago
in Artikel, Berita
Reading Time: 4 mins read
A A
Nasionalisme dalam Pandangan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah

Oleh: Dzulfikar Ahmad Tawalla

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan Wakil Menteri P2MI

Adakah arti kemerdekaan, jika sumber hidup kita masih bergantung pada lumbung negeri lain? Masihkah kemerdekaan itu bernyawa, jika kesatuan kita mudah rapuh bak kaca yang retak oleh bisik-bisik perbedaan? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang seharusnya menjadi renungan setiap kali kita memperingati kemerdekaan, yang selalu mengingatkan kita pada perjuangan para pendiri bangsa.

Tema kemerdekaan tahun ini, “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, menuntut kita menelisik lebih jauh tentang sejauh mana kemerdekaan telah diisi dengan persatuan yang kokoh, kedaulatan yang nyata, dan kesejahteraan yang merata hingga ke lapisan terbawah masyarakat. Seperti dicatat Benedict Anderson dalam Imagined Communities (2006), bangsa merupakan komunitas yang dibayangkan melalui kesadaran kolektif warganya, sehingga rasa persatuan tidak lahir begitu saja, melainkan dibentuk melalui narasi, simbol, dan pendidikan yang menumbuhkan identitas bersama. Artinya, tanpa rasa memiliki yang kokoh dan kesatuan visi, kemerdekaan bisa kehilangan substansinya.

MateriTerkait

Apakah Bid‘ah Hasanah Itu Ada? Begini Pandangan Muhammadiyah

Jenderal Soedirman: Kader Muhammadiyah yang Menyala di Arena Kebangsaan

Pelatihan Reputasi Organisasi Digital Ditutup, Diharapkan Berdampak Perbaikan Komunikasi Muhammadiyah

Momen peringatan kemerdekaan bukan sekadar seremoni tahunan. Ia juga merupakan kesempatan untuk menilai apakah kedaulatan dan kesejahteraan yang dijanjikan benar-benar dirasakan, terutama oleh generasi muda yang akan mewarisi dan meneruskan masa depan bangsa.

Persatuan dan Tantangannya

Persatuan adalah fondasi yang tidak bisa ditawar dalam membangun kedaulatan bangsa. Indonesia, dengan kekayaan suku, budaya, agama, dan bahasa, disatukan melalui semangat Bhinneka Tunggal Ika. Namun, persatuan kita hari ini tengah menghadapi masalah baru yang kompleks. Polarisasi sosial dan politik semakin menguat, ditambah derasnya arus informasi yang belum tentu benar, sering memecah belah tatanan kebangsaan.

Data dari Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), misalnya, menunjukkan tren meningkatnya penyebaran berita hoaks, terutama terkait politik, yang dapat memicu polarisasi masyarakat. Sepanjang 2018 hingga 2023, jumlah berita hoaks yang ditemukan meningkat dari 997 kasus pada 2018 (48,9% terkait politik) menjadi 2.330 kasus pada 2023, dengan 55,5 persen terkait politik. Pada 2024, distribusi penyebaran hoaks juga berubah, tersebar hampir merata melalui pelbagai platform, yaitu di Youtube (23%), Tiktok dan Facebook (21%), Twitter (16%), dan Whatsapp (11%).

Fenomena ini barangkali dapat dikategorkan sebagai salah satu ancaman nyata bagi persatuan, karena memicu ketidakpercayaan dan perpecahan di tengah masyarakat. Mampukah kita mengelola perbedaan dengan bijak untuk menjaga ikatan persatuan yang telah dirintis para pendiri bangsa? Tanpa persatuan yang kokoh, upaya membangun kedaulatan akan kehilangan pijakan

Kedaulatan sendiri bukan sekadar untaian kata. Lebih daripada itu, ia adalah hak sekaligus kewajiban untuk menjaga arah bangsa, mengelola sumber daya, dan berdikari tanpa ketergantungan yang membahayakan masa depan. Namun kenyataannya, Indonesia masih sangat bergantung pada impor pangan, energi, dan teknologi.

Tahun lalu, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor 2 juta ton beras, ditambah 1,5 juta ton sebagai cadangan, akibat penurunan produksi padi nasional karena dampak El Nino. Bahkan, Badan Pusat Statistik memperkirakan defisit beras Januari-Februari 2024 mencapai 2,83 juta ton. Meski langkah ini dimaksudkan untuk menjaga stok Cadangan Beras Pemerintah dan stabilitas harga, fakta tersebut menjadi cermin bahwa kedaulatan pangan Indonesia belum sepenuhnya tercapai.

Kondisi ini menegaskan bahwa kedaulatan bukan sekadar kata indah. Ia mencakup kemampuan bangsa untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat tanpa ketergantungan berlebihan pada negara lain. Selama tahun 2023, pemerintah berhasil menyalurkan beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan Gerakan Pangan Murah (GPM) ke lebih dari 21,3 juta keluarga penerima manfaat, dengan stok Cadangan Beras Pemerintah selalu di atas 1 juta ton.

Namun demikian, defisit yang muncul di awal 2024 dan kebutuhan impor menjadi pengingat bahwa kedaulatan tidak bisa dibangun hanya melalui kebijakan jangka pendek. Kedaulatan harus ditopang pendidikan yang menyiapkan pemuda sebagai penggerak perubahan, dengan bekal pemahaman sejarah, nasionalisme, serta keahlian dan inovasi untuk mengelola potensi bangsa secara mandiri. Pertanyaannya kini, dalam kapasitas minimal, bagaimana generasi muda dapat mengambil peran dalam mempertahankan kedaulatan dan, pada gilirannya, turut mewujudkan kesejahteraan bangsa?

Pemuda dan Kedaulatan Bangsa

Menjadi pemuda Indonesia hari ini ibarat menapaki derasnya arus globalisasi dan perubahan sosial yang penuh peluang sekaligus tantangan. Pendidikan menjadi jangkar penting, bukan hanya menanamkan sejarah dan nasionalisme, tetapi juga membekali generasi muda dengan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Seperti kata Ki Hadjar Dewantara, pendidikan harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat.

Namun, pendidikan saja tidak cukup bila kemerdekaan belum dirasakan secara merata. Kedaulatan sebuah bangsa baru terwujud ketika seluruh rakyat dapat menikmati manfaat kemerdekaan. Data Badan Pusat Statistik (2024) mencatat Gini Ratio Indonesia sebesar 0,381 pada awal tahun, menunjukkan distribusi kesejahteraan yang masih timpang. Di sinilah peran pemuda menjadi sangat krusial, mereka harus bergerak untuk memberdayakan masyarakat. Salah satu contohnya adalah peran mereka di ranah sosial dan politik.

Persatuan dan dialog antar kelompok masyarakat bergantung pada keberanian mereka membangun jembatan komunikasi, menolak intoleransi, dan menghidupkan nilai kebersamaan. Media sosial dan komunitas daring dapat menjadi sarana efektif untuk menumbuhkan kesadaran kolektif sekaligus mencegah fragmentasi sosial. Robert Dahl, dalam Democracy and its Critics (1989), menilai bahwa kualitas demokrasi bertumpu pada partisipasi aktif warganya. Dan di tangan generasi mudalah, masa depan kedaulatan politik bangsa akan dibentuk, arah sejarah akan ditentukan, dan cita-cita bersama akan terus diperjuangkan.

Kendati demikian, kedaulatan bukan hanya terbatas pada persoalan politik, tetapi juga mencakup tentang kesadaran lingkungan. Data Sistem Pengelolaan Sampah Nasional (SPSN) Kementerian Lingkungan Hidup per April 2025 menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan lebih dari 33 juta ton sampah setiap tahun, hampir 40 persennya tidak terkelola dengan baik, ditambah masuknya sampah impor dari sejumlah negara. Situasi ini menegaskan bahwa kedaulatan lingkungan menjadi tantangan serius yang harus dihadapi.

Delapan dekade kemerdekaan telah mengajarkan kita bahwa kedaulatan, baik di bidang politik maupun lingkungan, bukanlah hadiah yang datang sekali untuk selamanya, melainkan perjuangan yang harus terus dirawat. Amanah itu menuntut tangan-tangan yang kuat dan hati-hati yang tulus, terutama dari para pemuda, yang nantinya akan menjadi tulang punggung bangsa ke depannya. Ketika nilai persatuan, kedaulatan, kesejahteraan, dan kemajuan mampu dihidupkan dalam tindakan nyata, maka semboyan “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” tak lagi bergema hanya di bibir, melainkan berdenyut di nadi kehidupan bangsa.

ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Pelatihan Reputasi Organisasi Digital Ditutup, Diharapkan Berdampak Perbaikan Komunikasi Muhammadiyah

Next Post

Jenderal Soedirman: Kader Muhammadiyah yang Menyala di Arena Kebangsaan

Baca Juga

Enam Amalan yang Terkait Erat dengan Arah Kiblat
Artikel

Apakah Bid‘ah Hasanah Itu Ada? Begini Pandangan Muhammadiyah

18/08/2025
Presiden Prabowo Sebut Panglima TNI Pertama adalah Seorang Guru, Siapakah Dia?
Berita

Jenderal Soedirman: Kader Muhammadiyah yang Menyala di Arena Kebangsaan

18/08/2025
Pelatihan Reputasi Organisasi Digital Ditutup, Diharapkan Berdampak Perbaikan Komunikasi Muhammadiyah
Berita

Pelatihan Reputasi Organisasi Digital Ditutup, Diharapkan Berdampak Perbaikan Komunikasi Muhammadiyah

18/08/2025
Menjawab Tantangan Zaman, Muhammadiyah Kembangkan Manajemen Reputasi Digital
Berita

Menjawab Tantangan Zaman, Muhammadiyah Kembangkan Manajemen Reputasi Digital

17/08/2025
Next Post
Presiden Prabowo Sebut Panglima TNI Pertama adalah Seorang Guru, Siapakah Dia?

Jenderal Soedirman: Kader Muhammadiyah yang Menyala di Arena Kebangsaan

Enam Amalan yang Terkait Erat dengan Arah Kiblat

Apakah Bid‘ah Hasanah Itu Ada? Begini Pandangan Muhammadiyah

BERITA POPULER

  • Tujuh Alasan Mengapa Al Quran Diturunkan secara Bertahap

    Empat Tahapan Interaksi yang Baik dengan Al-Qur’an: Pelajaran dari KH. Ahmad Dahlan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Leptospirosis Merebak, Dosen Fakultas Kedokteran Unisa Yogyakarta Berikan Tips Cara Mencegah dan Menanganinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perguruan Tinggi Muhammadiyah Baru di Bojonegoro Siap Cetak Generasi Technopreneur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kementerian PU RI Bersinergi dengan Muhammadiyah Bangun Pondasi Negeri yang Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Kampung Bersejarah yang Menjadi Titik Lahir dan Perkembangan Muhammadiyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Groundbreaking TK ABA ‘Aisyiyah Ketenong, Wamen Fajar: Langkah Awal Menuju Generasi Emas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Alasan PP Muhammadiyah Tetapkan Medan sebagai Tuan Rumah Muktamar ke-49

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Ittiḥād al-Maṭāliʿ adalah Pendapat Jumhur Ulama dalam Penetapan Kalender Hijriah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Haedar Nashir: Ideologi Muhammadiyah Berakar pada Worldview Islam yang Khas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.