MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKASSAR – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib meminta supaya agenda Persyarikatan di jagat digital dapat disinkronisasi dan diorkestrasi.
Pesan itu disampaikan Irwan Akib pada Jum’at (15/8) dalam Pembukaan Pelatihan Manajemen Reputasi Digital Organisasi di Makassar yang diikuti oleh perwakilan Muhammadiyah dari Papua, Maluku, dan Sulawesi.
Irwan berharap melalui sinkronisasi dan orkestrasi dakwah digital Persyarikatan dapat menjadi jembatan atas putusan-putusan resmi organisasi, dan menyalurkan informasi lebih luas dengan struktur jaringan Muhammadiyah.
Kemajuan teknologi informasi, sambungnya, menjadi tantangan untuk dijawab Muhammadiyah. Gelombang informasi yang begitu deras, ditambah kecerdasan buatan atau Akal Imitasi (AI) menjadi ancaman tersendiri bagi warga Muhammadiyah.
Pada kesempatan ini, Irwan Akib juga memberikan klarifikasi terkait informasi yang tersebar ramai melalui media sosial tentang Surya Air – yang disebutkan sebagai maskapai pesawat terbang milik Muhammadiyah.
“Surya Air itu banyak yang memahami bahwa Muhammadiyah sudah punya pesawat, padahal itu buatannya kecerdasan buatan. Begitu cerdasnya kecerdasan buatan itu bisa membuat orang yang sudah lama meninggal hidup berbicara kembali,” ungkap Irwan.
Oleh karena itu, Warga Muhammadiyah diminta untuk membangun kecerdasan guna menyaring informasi yang diterimanya. Sebab di sisi lain, sebagai bagian dari gerakan dakwah, Warga Muhammadiyah juga memiliki kewajiban berdakwah.
Dampak selanjutnya, jika filtrasi informasi warga Muhammadiyah tidak kuat, Irwan khawatir warga Muhammadiyah akan mudah digiring oleh opini-opini liar yang justru kontraproduktif dengan agenda besar Muhammadiyah.
Irwan juga memberikan cara singkat supaya bijak bermedia sosial. Langkah pertama, jika mendapatkan sebuah informasi jangan langsung membagikannya – melainkan dicek terlebih dahulu validitas benar atau tidaknya.
Langkah kedua, jika informasi yang didapatkan itu benar, tidak lantas kemudian membagikannya, melainkan dipertanyakan lagi kebermanfaatan informasi tersebut.
“Jangan sampai informasi itu benar, tapi kemudian kalau kita share itu bisa menimbulkan persoalan baru,” katanya.
Dia menekankan, dalam bermedia sosial juga memerlukan kontrol diri, cerdas – dengan berakhlak. Dengan demikian, warga Muhammadiyah dapat menjadi salih tak hanya di dunia nyata tapi juga dunia maya.