MUHAMMADIYAH.OR.ID, TURKI – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM), Lazismu Turki, dan YediHilal (Organisasi Turki) Bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sukses selenggarakan forum Internasional bertajuk “Empowering the Digital Muslim Generation: From Investment to Zakat Management” pada Senin, (7/7) yang diselenggarakan secara hybrid di kantor pusat YediHilal, Istanbul, Turki. Turut hadir secara langsung (onsite), para diaspora Indonesia, serta pelaku ekonomi syariah di Turki.
Agenda ini memiliki tujuan untuk menjawab tantangan sekaligus peluang yang dapat hadir pada era digital terhadap kehidupan masyarakat Muslim, terkhusus pada bidang investasi, pengelolaan zaman, kewirausahaan dan etika teknologi. Maka, Wakil Sekretaris PCIM Turki, Muhammad Aunul Muwaffaq memaparkan tentang “Maqashid dan Mesin: Mencari keseimbangan di Era Digital”. Dalam pemaparannya tersebut, ia mengajak untuk meninjau ulang masalah utama tentang keseimbangan teknologi dan akhlak manusia di era digital ini.
“Kita perlu meninjau ulang fenomena yang terjadi pada era digital ini dengan memperhatikan masalah utama tentang keseimbangan teknologi dan akhlak yang dapat membawa manusia ke arah lebih baik, atau hanya lebih canggih. Hal ini agar kemajuan digital ini tidak mengakibatkan manusia mengalami kemunduran moral dan krisis kemanusiaan,” paparnya.
Sementara itu, Rahmatdi mewakili Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memaparkan tentang pentingnya kesadaran finansial melalui investasi berbasis syariah yang didukung oleh teknologi finansial modern. Dalam hal tersebut, ia menekankan bahwa dengan instrumen keuangan yang semakin maju, maka hal tersebut akan dapat meningkatkan partisipasi para diaspora dalam pembangunan ekonomi secara global tanpa harus berjauhan dengan prinsip Islam.
“Penting untuk membangun kesadaran finansial melalui investasi yang berbasis syariah. Di era modern ini, akases terhadap instrumen keuangan syariah semakin maju, mudah, dan aman. Dengan perkembangan digitalisasi ini, pasti akan meningkatkan peluang para diaspora untuk dapat berpartisipasi lebih pada pembangunan ekonomi umat global tanpa harus meninggalkan prinsip islam,” terang Rahmandi yang merupakan dosen Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS.
Kemudian turut menambahkan terkait penguatan prinsip Islam dalam kewirausahaan, Mucahin Cetin selaku anggota organisasi YediHilal, turut membagikan pengalaman inspiratifnya terkait pelatihan dan pendidikan dalam rangka menghasilkan pengusaha muslim. Dalam poinnya tersebut, ia menjelaskan tentang kiat sukses dalam menjadi pelaku usaha sekaligus mengajak para peserta yang hadir untuk menjaga prinsip dan nilai islam pada aspek kewirausahaan.
“menjadi seorang pelaku bisnis yang sukses tidak hanya soal profit, tetapi juga tentang menjaga prinsip Islam seperti keberanian dalam mengambil keputusan, kesabaran dalam menghadapi tantangan, rasa syukur atas hasil, dan menjaga akhlak dalam seluruh aspek bisnis,” ujar Mucahin Cetin.
Agenda ini merupakan satu bentuk komitmen PCIM Turki dalam menjadi lokomotif gerakan internasionalisasi Muhammadiyah sekaligus menjadi jembatan khusus bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) untuk memberikan dampak secara global.
Peran diaspora dan komunitas Muslim global juga dinilai penting dalam menjawab tantangan zaman melalui berbagai pendekatan secara kolaboratif, strategis, dan berbasi nilai dan prinsip-prinsip Islam. Sehingga, dengan kolaborasi yang strategis tersebut dapat membuka peluang kerja sama lintas negara di masa mendatang. (Bhisma)