MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat (MPK PP) ‘Aisyiyah menyelenggarakan ‘Aisyiyah Cadre Camp (ACC) pada Sabtu (5/7) di Bumi Perkemahan Jaka Garong, Sleman. Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat peran kader di tingkat Cabang dan Ranting sebagai ujung tombak gerakan ‘Aisyiyah.
“Cabang dan Ranting merupakan garda terdepan eksistensi ‘Aisyiyah. Ketika keduanya berkembang, manfaat organisasi akan semakin dirasakan oleh masyarakat,” tegas Ketua MPK PP ‘Aisyiyah, Mami, saat membuka kegiatan.
Mami menambahkan bahwa ACC dirancang sebagai piloting sistem perkaderan yang akan direplikasi ke berbagai jenjang organisasi, mulai dari Wilayah, Daerah, Cabang, hingga Ranting. “Ini bagian dari hilirisasi model perkaderan. Setelah kegiatan ini, harus ada tindak lanjut nyata. Mari gerakkan Cabang dan Ranting melalui semangat camping,” ajaknya.
ACC 2025 yang digelar bersama Hizbul Wathan ini diikuti oleh 548 peserta yang terbagi dalam 68 regu, mewakili 25 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah se-Indonesia.
Model Perkaderan Fungsional dan Menyenangkan
Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Aisyah, menyebut ACC sebagai bentuk inovasi kaderisasi masa kepemimpinan 2022–2027. “Ini model perkaderan fungsional yang menyenangkan, mencerahkan, dan menggembirakan. Insya Allah, semua kader bergembira menjalani proses ini,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini melengkapi sistem kaderisasi nasional yang merupakan amanah Muktamar. “ACC bertujuan membentuk kader yang berintegritas, militan, memiliki ghirah, ukhuwah, profesionalisme, serta berpijak pada ideologi gerakan yang menjiwai seluruh perilaku kader dan pimpinan,” jelas Aisyah.
ACC juga diarahkan untuk membentuk kader yang peduli pada persoalan sosial dan lingkungan. “Melalui jihad sosial, kader ‘Aisyiyah di Cabang dan Ranting harus menjadi agen solusi atas persoalan-persoalan masyarakat dan alam,” tegasnya.
Wamendikdasmen: Perempuan Adalah Rahim Peradaban
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, turut mengapresiasi penyelenggaraan ACC. Menurutnya, peran perempuan sangat vital dalam perubahan sosial, khususnya terkait isu lingkungan.
“Ibu adalah rahim peradaban dan kebudayaan. Mereka mencetak generasi yang berakhlak dan membentuk kebiasaan baik dalam keluarga dan masyarakat,” ucapnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan lingkungan dalam kurikulum. “Kita semua adalah bagian dari ekosistem, bukan penguasa atasnya. Perempuan memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan lingkungan, baik di rumah, masyarakat, maupun dalam konteks kebijakan,” lanjutnya.
Riza mendorong kader ‘Aisyiyah untuk terus mengedepankan dakwah yang mencerminkan nilai rahmah, amanah, dan maslahah, serta menebarkan kasih sayang di ruang publik.