MUHAMMADIYAH.OR.ID, KULONPROGO – Warganet sedang ramai membicarakan kekayaan Persyarikatan Muhammadiyah, bahkan seasia.co menempatkan Muhammadiyah di posisi keempat ormas keagamaan terkaya di dunia.
Menanggapi itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengingatkan supaya Muhammadiyah tetap bergerak memberi manfaat, tak boleh takabur dan puas diri karena dianggap sebagai organisasi keagamaan terkaya keempat di dunia.
Dalam Rakernas Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah pada Jumát (18/7) di Kulonprogo, Haedar meminta setiap gerakan Muhammadiyah supaya tetap hemat, serta berlaku sistem yang efektif dan efisien untuk semua lini gerakan Muhammadiyah.
“Tapi harus tetap hati-hati, jangan boros, rumah sakit juga jangan boros, semuanya. Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah, dan organisasi kita juga jangan boros,” pesan Haedar.
Perilaku hidup hemat ini dibutuhkan di tengah stagnasi laju ekonomi nasional. Haedar memandang ekosistem hemat di tubuh persyarikatan yang telah lama ada harus tetap dijaga dan dirawat di situasi semaju dan sekaya apapun Muhammadiyah.
Merujuk buku Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme yang ditulis Max Weber, Haedar menyebut salah satu faktor kemajuan adalah hidup yang hemat. “Orang juga sering menyamakan Muhammadiyah dengan etik protestanisme itu,” katanya.
Secara detail dan teknis, Haedar meminta ekosistem hemat itu diterapkan dalam penyelenggaraan setiap acara di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Selain ekosistem hemat, dia juga meminta menghindari perilaku berlebih-lebihan.
“Coba kita melakukan gerakan hemat suguhan,…… Termasuk nasi, jangan disia-siakan lah kasihan itu petani. Kasihan petani di Kulon Progo dan lain sebagainya. Harus ada rasa empatik begitu,” katanya.