MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fauzan Muhammadi, menyampaikan khotbah Jumat yang berfokus pada “Kepemudaan yang Berdampak”.
Fauzan menjadikan kisah Ashabul Kahfi dari Al-Qur’an sebagai teladan utama. Khotbah yang disampaikan pada Jumat (18/7) ini mengupas tuntas relevansi nilai-nilai kepemudaan dalam konteks keimanan dan aksi nyata di masyarakat.
Fauzan Muhammadi mengawali khotbahnya dengan menegaskan bahwa Al-Qur’an menyajikan kisah-kisah terbaik dan faktual, salah satunya adalah kisah Ashabul Kahfi.
“Kita semua mengenal kisah tersebut, kita semua memaklumi kisah tersebut yang secara historis adalah kisah fakta karena tersaji dan disampaikan di dalam Al-Qur’anul Karim,” ujarnya. Kisah ini bahkan diabadikan menjadi nama salah satu surah dalam Al-Qur’an, yaitu Surah Al-Kahfi.
Mengutip Surah Al-Kahfi ayat 13, Fauzan menjelaskan firman Allah SWT: “Nahnu naqussu ‘alaika naba’ahum bil-haqq” (Sesungguhnya Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan benar).
Ayat ini menegaskan bahwa kisah Ashabul Kahfi adalah kebenaran yang nyata, bukan hanya untuk Nabi Muhammad SAW, tetapi juga sebagai ibrah (pelajaran) bagi seluruh pengikutnya.
Inti dari kisah Ashabul Kahfi, menurut Fauzan, terletak pada identitas para penghuninya. Allah SWT menyebut mereka sebagai “fityatun” yang berarti pemuda.
“Innahum fityatun amanu birabbihim wazidnahum huda,” (Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk), jelas Fauzan mengutip ayat 13 dari Surah Al-Kahfi.
Fauzan menegaskan bahwa pemuda adalah kunci dan generasi yang sangat diperlukan. Sifat kepemudaan yang diindikasikan dalam Al-Kahfi ayat 13 adalah keimanan.
Keimanan, lanjutnya, tidak hanya ditunjukkan melalui hati atau ucapan, tetapi juga melalui tindakan nyata (amaliah lapangan) yang memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar, termasuk tetangga dan masyarakat luas.
Dalam tinjauan kebahasaan, kata “fityatun” memiliki akar kata yang berkaitan dengan kekuatan (quwah) dan keberanian (asyajaah). Hal ini menunjukkan bahwa pemuda ideal adalah mereka yang memiliki kekuatan dan keberanian dalam menegakkan keimanan.
Indikator Pemuda Berdampak
Fauzan Muhammadi kemudian menguraikan beberapa indikator seorang pemuda yang sejati, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama terdahulu. Dua poin utama yang disoroti adalah:
Pertama, “Kaful aza watarkus syakwa“: Mampu menahan diri dari hal-hal yang merusak. Ini berarti seorang pemuda harus mampu membendung sifat-sifat negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Kedua, “Ijtinabul maharim“: Menjauhi hal-hal yang bersifat haram dan negatif. Pemuda sejati adalah mereka yang menghindarkan diri dari segala bentuk kemaksiatan yang dapat merugikan dirinya dan lingkungannya.
Ketiga, “Wastijalul makarim“: Senantiasa bersegera dalam melakukan tindakan yang mulia, positif, dan berdampak. Pemuda diharapkan untuk proaktif dalam berbuat kebaikan yang membawa manfaat luas.
Fauzan menegaskan bahwa sifat kepemudaan ini harus senantiasa melekat pada setiap individu, tanpa memandang usia. “Sifat kepemudaan harus tetap ada. Sifat kepemudaan harus tetap muncul dalam jiwa kita masing-masing,” tegasnya.
Dampak dari keimanan yang kuat, menurut Fauzan, adalah janji Allah untuk menambahkan petunjuk, sebagaimana firman-Nya “wazidnahum huda.” Petunjuk ini, ditafsirkan oleh ulama sebagai “wayassarnahum lil-amal as-salih” (Kami berikan kemudahan bagi mereka untuk beramal saleh).
“Artinya, keimanan yang kokoh akan memudahkan seseorang untuk melakukan perbuatan baik dan berdampak positif bagi sesama,” katanya.
Mengakhiri khotbahnya, Fauzan Muhammadi mengajak seluruh jemaah untuk menjadikan kisah Ashabul Kahfi sebagai ibrah dan panutan.
“Marilah kita bersama-sama untuk mampu memunculkan sifat kepemudaan kita untuk mematrikan keimanan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benarnya dan dengan seistikamah-istikamahnya sehingga kita bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar kita,” pungkasnya.