MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Membaca, memahami, dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an merupakan perintah Allah. Perintah ini menjadi jalan untuk memperoleh petunjuk, rezeki, dan kesembuhan, baik secara spiritual maupun fisik.
Al-Qur’an tidak hanya menjadi sumber hidayah, tetapi juga obat bagi jiwa dan tubuh, sebagaimana dijelaskan dalam Surah Asy-Syu’ara ayat 78-80. Ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa Allah yang menciptakan manusia juga memberikan petunjuk, rezeki, serta kesembuhan atas segala penyakit, baik fisik maupun mental.
Pandangan di atas disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kiai Saad Ibrahim, dalam ceramahnya pada Jumat (11/07). Mengutip tafsir At-Tabari, Kiai Saad menjelaskan makna ayat “Alladzi khalaqani fahuwa yahdin” yang berarti Allah yang menciptakan manusia akan memberikan petunjuk kepada kebenaran dalam perkataan dan perbuatan.
“Dialah Allah yang menciptakan aku, maka Dia pula yang memberi petunjuk kepadaku untuk hal yang benar, baik dalam pendirian, pandangan, ucapan, maupun praktik,” ujar Kiai Saad.
Ia menambahkan bahwa petunjuk ini mencakup hidayah batiniah (fitrah dalam diri manusia) dan hidayah kharijiah (ayat-ayat Allah di alam semesta dan ajaran Islam).
Lebih lanjut, Kiai Saad mengutip ayat “Alladzi huwa yuth’imuni wa yasqin” yang menunjukkan bahwa Allah memberikan rezeki berupa makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan fisik manusia. Sementara itu, ayat “Faidza maridtu fahuwa yasyfin” menegaskan bahwa Allah adalah penyembuh segala penyakit.
Menurut Kiai Saad, berdasarkan pandangan Ibnu Sina dalam Al-Qanun fit-Tibb dan Kitab as-Syifa, penyakit tidak hanya bersifat fisik, tetapi sering kali berawal dari kondisi mental dan jiwa.
“Manusia diciptakan dalam keadaan sehat, namun penyakit muncul karena sebab-sebab tertentu, baik dari pola pikir, mental, maupun fisik,” jelasnya.
Kiai Saad menekankan pentingnya mengelola jiwa dengan petunjuk Al-Qur’an untuk mencegah penyakit. Ia menyebutkan bahwa Al-Qur’an disebut sebagai syifa (obat) dalam empat ayat, yakni Surah Yunus ayat 57, Al-Isra ayat 82, Fussilat ayat 44, dan An-Nahl ayat 69, yang secara khusus mengaitkan kesembuhan dengan madu.
“Tiga ayat menyebut Al-Qur’an sebagai syifa bagi jiwa, sementara satu ayat menghubungkan syifa dengan madu untuk aspek fisik,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mendorong umat untuk membaca Al-Qur’an secara istiqamah, baik secara acak maupun berurutan mulai dari Surah Al-Fatihah hingga An-Nas, dengan target tertentu, seperti lima juz per hari yang dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 2,5 jam.
Selain itu, Kiai Saad mengajak umat untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai wirid harian yang dibaca dengan penuh kesadaran dan diakhiri dengan doa agar Al-Qur’an menjadi petunjuk, cahaya, dan rahmat dalam kehidupan.
“Kita memohon kepada Allah agar Al-Qur’an menjadi imam, pengingat saat lupa, pemberi ilmu saat tidak paham, dan saksi kebaikan kita di akhirat,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan bahwa menjaga kesehatan fisik, seperti mengonsumsi madu sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an, merupakan bagian dari upaya menjaga tubuh sesuai petunjuk Allah.
Dengan mengamalkan ajaran Al-Qur’an secara konsisten, Kiai Saad optimistis bahwa umat Islam akan mendapatkan perlindungan dan kesembuhan dari Allah.
“Marilah kita istiqamah membaca Al-Qur’an, merenungkannya, dan menjadikannya pedoman hidup agar kita senantiasa berada dalam hidayah dan rahmat Allah,” pungkasnya.