MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Menggandeng Lembaga Amil Zakat Nasional Muhammadiyah (Lazismu) dan Pusat Studi Muhammadiyah, Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PP Muhammadiyah mengadakan acara Diskusi dan Soft Launching Beasiswa Kader Muhammadiyah 2025 di Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Dahlan.
Fokus utama yang dibahas pada agenda ini yakni diseminasi evaluasi dampak program beasiswa kader Muhammadiyah tahun 2024 dan sosialisasi beasiswa kader Muhammadiyah tahun 2025 yang akan direalisasikan mendatang.
Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah Bachtiar Dwi Kurniawan menyampaikan bahwa MPKSDI selalu berupaya untuk menyelenggarakan pengembangan dan penguatan Kader Muhammadiyah, salah satunya melalui program beasiswa kader.
“Alhamdulillah, MPKSI PP Muhammadiyah bisa mengupayakan beasiswa, baik S1, S2, dan S3 untuk kader-kader Muhammadiyah se alam semesta,”tutur Bachtiar.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais memaparkan materi mengenai peran Lazismu sebagai lembaga filantropi penyokong akses pendidikan masa depan. Ia mengungkapkan, Lazismu sebagai lembaga zakat dapat membantu ekosistem filantropi islam di Indonesia melalui beasiswa.
“Kita berharap lazismu yang 4 juli lalu menginjak 32 tahun dapat memberikan kontribusi lebih banyak lagi, untuk membuka akses pendidikan bagi kader-kader persyarikatan dan mustadhafin,” papar Rais pada Sabtu (12/7) yang hadir secara daring melalui zoom meeting.
Rais juga memastikan penerima beasiswa benar-benar berasal dari orang yang membutuhkan. Melalui prinsip satu orang satu beasiswa dari sumber yang sama, beasiswa yang didapat nantinya dapat berdampak dan bermanfaat pada studi penerima.
Setelah pemaparan dari Rais, acara dilanjut dengan fokus diskusi kedua yang membahas diseminasi evaluasi dampak program beasiswa kader Muhammadiyah yang disampaikan oleh Pusat Studi Muhammadiyah, Asma Munifatussaidah.
Materi kedua fokus pada laporan realisasi dan evaluasi beasiswa tahun sebelumnya. Asma mengungkapkan, beasiswa yang telah diluncurkan tidak sekadar sampai kepada penerima. Lebih lanjut, perlu adanya evaluasi dan monitoring dari penyelenggara seperti yang sedang dilakukan saat ini.
“Kebermanfaatan dari program ini dinilai langsung dari mahasiswa penerima beasiswa dengan indikator yang telah ditentukan. Apakah sudah memberikan dampak yang baik bagi sosial, kemasyarakatan, maupun lembaga,” tegas Asma. (wafiq)