إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِن شُرُورِ أَنفُسِنَا وَمِن سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَن يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَن يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نبينا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ
عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَتَقْوَى اللَّهِ فَوْزٌ لَنَا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وقال أيضا
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Jamaah yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu bentuk ketakwaan adalah menjaga kesatuan umat Islam dalam menjalankan ibadah, termasuk dalam penentuan waktu ibadah yang bersifat global, seperti puasa, Idulfitri, dan Iduladha.
Pada kesempatan Jumat yang mulia ini, izinkan khatib menyampaikan pentingnya Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) sebagai wujud kesatuan umat dan bagian dari Maqasid Syariah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Surah al-Taubah ayat 36:
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًۭا فِى كِتَـٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌۭ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus…” (QS. al-Taubah: 36).
Ayat ini menegaskan bahwa kalender Islam dengan 12 bulan adalah bagian dari agama yang lurus (al-dīn al-qayyim). Kalender yang akurat dan bebas dari interkalasi, sebagaimana disebutkan dalam ayat berikutnya, adalah bagian dari Maqasid Syariah yang harus diwujudkan untuk menjaga kemurnian ibadah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Rasulullah Saw bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Ibnu Umar:
إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسُبُ، الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا، يَعْنِي مَرَّةً تِسْعَةً وَعِشْرِينَ، وَمَرَّةً ثَلاَثِينَ
“Kita ini adalah umat yang ummi, yang tidak biasa menulis dan juga tidak menghitung. Satu bulan itu jumlah harinya segini dan segini, yaitu sekali berjumlah 29 dan sekali berikutnya 30 hari.” (HR. al-Bukhari).
Hadis ini menunjukkan bahwa pada masa Rasulullah, umat Islam mengandalkan rukyat (pengamatan hilal) untuk menentukan awal bulan karena keterbatasan ilmu penulisan dan perhitungan. Namun, di era modern ini, umat Islam telah memiliki kemampuan menulis dan menghitung (hisab).
Oleh karena itu, penggunaan hisab dalam penentuan kalender Islam menjadi relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman, sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Qur’an dan hadis.
Lebih lanjut, Rasulullah Saw bersabda dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:
إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا، وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ
“Apabila kalian melihatnya (hilal), maka berpuasalah, dan apabila kalian melihatnya, maka berbukalah. Jika tertutup awan, maka perkirakanlah.” (HR. al-Bukhari).
Hadis ini memberikan petunjuk bahwa jika rukyat tidak memungkinkan karena faktor alam, maka hisab (perkiraan) dapat digunakan. Ini menjadi dasar kuat bagi penggunaan hisab dalam Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Hadis lain yang menjadi landasan KHGT adalah sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidzi dari Abu Hurairah:
الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ، وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ، وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ
“Puasa adalah hari kalian berpuasa, Idulfitri adalah hari kalian berbuka, dan Iduladha adalah hari kalian menyembelih hewan.” (HR. al-Tirmidzi).
Kata “kalian” (تَصُومُونَ, تُفْطِرُونَ, تُضَحُّونَ) dalam hadis ini menggunakan bentuk jama’ (kata ganti untuk banyak orang), yang menunjukkan keumuman, mencakup seluruh umat Islam di muka bumi.
Ini berarti puasa, Idulfitri, dan Iduladha harus dilakukan secara serentak pada hari yang sama di seluruh dunia, sebagaimana ibadah Jumat yang dilakukan serentak pada hari Jumat di mana pun umat Islam berada. Untuk mewujudkan keserentakan ini, diperlukan kalender yang unifikatif dan global, yaitu KHGT.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
KHGT yang digagas oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, ahli hadis pensyarah Sunan al-Tirmidzi, bertujuan untuk menyatukan umat Islam dalam menentukan waktu ibadah tanpa mempertimbangkan perbedaan matlak (wilayah pengamatan hilal).
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, umat Islam kini mampu menghitung peredaran bulan secara akurat menggunakan hisab, sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Qur’an, Surah al-Bayyinah ayat 5:
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعْبُدُواْ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS. al-Bayyinah: 5).
Ayat ini, bersama dengan Surah Yusuf ayat 40 dan Surah al-Taubah ayat 36-37, menegaskan bahwa esensi agama yang lurus mencakup tauhid, shalat, zakat, dan kalender yang akurat tanpa interkalasi. KHGT adalah wujud nyata dari upaya menjaga kesatuan umat dan memenuhi Maqasid Syariah, yaitu menjaga kemurnian agama dan keserentakan ibadah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dengan KHGT, kita dapat menghilangkan perbedaan waktu pelaksanaan ibadah yang sering terjadi akibat perbedaan rukyat lokal. Kesatuan dalam waktu ibadah akan memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menunjukkan kepada dunia bahwa umat Islam adalah satu umat yang kokoh.
Oleh karena itu, marilah kita dukung dan wujudkan KHGT sebagai langkah menuju kesatuan umat yang lebih baik.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَـٰلَمِينَ وَصَلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ
عِبَادَ اللَّهِ اتَّقُوا اللَّـهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Marilah kita tutup ibadah Jumat kita hari ini dengan berdoa kepada Allah Swt.
إِنَّ اللّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللّهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللّهِ أَجْمَعِينَ
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اللّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ