MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib tekankan hal penting dalam menjadikan program doktor di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) sebagai pilar utama pengembangan keilmuan dan kualitas sumber daya manusia unggul Muhammadiyah.
Hal tersebut disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang bertemakan Pengembangan Kompetensi Publikasi Dosen PTMA melalui Studi Lanjut S-3, yang dimotori oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah pada Sabtu (19/7) bertempat di Student Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
“PTMA punya sekitar 20.000 dosen, namun hanya sebagian kecil yang memiliki gelar doktor. Sementara itu, program studi doktoral kita baru sebanyak 38 dan belum tersebar merata. Inilah yang menjadi tantangan serius bagi kita,” jelasnya.
Ia juga berpendapat bahwa penyelenggaraan program doktoral tersebut haruslah berorientasi pada bagaimana keilmuan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara maksimal. Ia juga turut menyoroti bahwa masih banyak program doktoral di PTMA yang kekurangan mahasiswa sehingga pengembangan ekosistem keilmuan menjadi stagnan.
“Program S3 jangan hanya jadi menara gading akademik, namun juga harus membawa kontribusi konkret bagi kemajuan keilmuan dan masyarakat,” tegasnya.
Untuk itu, sebagai langkah konkret dan solutif. Irwan mendorong adanya terobosan yang kolaboratif dimana salah satu solusinya adalah menawarkan mekanisme sharing antarkampus. Skema tersebut diyakini juga akan dapat membuka ruang rujukan, kolaborasi riset antara universitas dan civitas akademika, sehingga menghasilkan publikasi yang bermutu dan berdampak.
“Sebagai contoh, UMY memiliki program doktor politik islam, maka dosen-dosen yang ingin menempuh studi di bidang tersebut bisa diarahkan ke UMY. Hal ini tentu akan meringankan biaya dan membuka ruang kolaborasi dan jaringan keilmuan internal,” ungkapnya.
Bukan Sekadar Gelar, Calon Doktor PTMA Harus Menjunjung Integritas dan Nilai Kemuhammadiyahan
Program Doktoral merupakan program yang tak lepas dari tuntutan publikasi ilmiah bereputasi dimana mahasiswa dan pembimbing harus memiliki keseriusan dalam menulis jurnal ilmiah yang memiliki standar tinggi.
Dalam konteks tersebut, Irwan mendorong agar PTMA mampu menciptakan calon-calon doktor yang bukan hanya memiliki gelar tinggi namun juga dapat menjunjung integritas, kapabilitas, dan kontribusi nyata terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan SDM yang berpijak pada nilai-nilai Muhammadiyah.
“Perlu kerja serius untuk menulis di jurnal bereputasi. Maka, kita tidak cukup hanya melahirkan doktor yang pandai menulis, namun juga harus memiliki akhlak mulia dan tanggung jawab keumatan,” ucapnya.
Melalui FGD ini, Program doktoral di lingkungan PTMA dapat terus menunjukan dampaknya bagi peradaban. Bukan hanya sebagai simbol akademik semata, namun juga menjadi bagian dari proyek besar yang berbasis pada iman, integritas, dan kontribusi nyata pada masyarakat luas. (Bhisma)