MUHAMMADIYAH.OR.ID, BOGOR – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) kembali menegaskan komitmennya terhadap isu lingkungan dengan menggelar Green Youth Leader Camp 2.0. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, dari 25 hingga 27 Juli 2025, di Balai Pelatihan dan Pengembangan SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2SDM) Wilayah III, Rumpin, Bogor, menjadi bagian penting dari upaya besar Gerakan Nasional Penanaman 2 Juta Pohon.
Mengusung tema “Membangun Kepemimpinan dan Aksi Nyata Berkemajuan,” acara ini bukan sekadar forum pelatihan, tetapi juga titik tolak gerakan penghijauan di 12 zona ekoregion strategis di Indonesia. Zona tersebut meliputi wilayah yang mengalami degradasi hutan, lahan kritis, serta kawasan dengan nilai konservasi tinggi.
Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap darurat ekologi global—mulai dari kehilangan tutupan hutan, perubahan iklim, hingga krisis air. Menyadari pentingnya kolaborasi lintas sektor, DPP IMM menggandeng Kementerian Kehutanan (Kemenhut) sebagai mitra strategis. Kemenhut memberikan dukungan berupa fasilitas pelatihan, data kawasan prioritas, serta bantuan teknis untuk kegiatan reboisasi.
Ketua Panitia Nasional Green Youth Leader Camp 2.0, Hakiki Pagan, menegaskan bahwa pelibatan negara merupakan kunci keberhasilan gerakan lingkungan.
“Kami sadar bahwa gerakan sebesar ini tidak bisa dilakukan sendirian. Dukungan Kemenhut bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga bentuk pengakuan bahwa IMM memiliki posisi strategis dalam pelestarian lingkungan nasional,” ujarnya.
Peserta camp merupakan kader IMM dari berbagai daerah yang telah menjalankan program penghijauan berbasis komunitas. Dalam pelatihan ini, mereka dibekali dengan keterampilan kepemimpinan lingkungan, advokasi hijau, dan teknik penanaman pohon yang berkelanjutan.
Green Youth Leader Camp 2.0 menjadi bukti bahwa IMM tidak hanya hadir dalam ruang gagasan, tetapi juga menjawab tantangan zaman dengan aksi nyata. Dengan kolaborasi bersama Kemenhut, program penanaman 2 juta pohon ini ditargetkan menciptakan dampak ekologis jangka panjang, bukan sekadar seremoni.