MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah gelar konsolidasi nasional yang dilaksanakan di Jakarta pada Sabtu (27/7). Agenda ini diproyeksikan bukan untuk Muhammadiyah semata-mata, tetapi untuk kepentingan bangsa dan negara.
Haedar mengatakan LKKS berkepentingan untuk membahas, mengagendakan, dan juga melakukan langkah-langkah penting nan strategis menyangkut hajat Muhammadiyah dengan keumatan yang bersifat global sesuai dengan cita-cita awal.
Haedar mengungkapkan, segala hal yang telah dikerahkan oleh Muhammadiyah di berbagai bidang menjadikan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi yang bertumbuh dan berkembang sebagai organisasi islam modern terbesar.
Tentunya, pencapaian tersebut didasari oleh bebrapa aspek. Yang pertama adalah menanamkan spirit Islam progresif yang disebut sebagai Islam berkemajuan sejak awal. Kiai Dahlan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas berbagai aspek, seperti memperbaharui pendidikan Islam modern, membangun kesehatan bangsa Indonesia melalui institusi, dan melakukan terobosan dakwah ke berbagai segmen sosial yang lebih luas.
“Jadi ini menggambarkan bahwa spirit yang dibawa adalah Islam yang progresif, dinamis, dan sholih zaman wa makan. Yang ingin adaptif menjawab dan selalu hadir di tengah keadaan serta situasi waktu yang selalu baru,” tegas Haedar.
Yang kedua, Muhammadiyah dengan sadar membina kader-kadernya untuk siap dalam seluruh lapisan kehidupan, tetapi tidak luput untuk kembali untuk berkhidmat di Muhammadiyah.
“Kesimpulannya bahwa, selain berdasar spirit Islamnya yang progresif berkemajuan itu, juga membangun institusi dan memperkuat atau menyebar kader-kadernya untuk siap mengimplementasikan pemikiran keislamannya. Maka akhirnya Muhammadiyah tumbuh berkembang dan kuncinya dikunci dengan gerakan sistem yakni organisasi,” tutur Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.
Dengan begitu, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern yang besar seharusnya membuka ruang sebanyak mungkin untuk bekerja sama. Perlu adanya ruang untuk berkolaborasi dan apapun ynag kiranya bermanfaat dan maslahah, meskipun sedikit demi sedikit, karena pada akhirnya juga menjadi besar.
“Dan itu kan sunah Nabi. Khairul a’mal adwamuha wa in qalla. Amal terbaik adalah amal-amal yang terus dilakukan biarpun sedikit. Lama-kelamaan jadi bukit. Itu kan pepatah yang kita hafal sejak SD. Jadi itu yang harus kita lakukan. Maka peran-peran strategis ini harus terus di dibuka. Dan tentu bekerja sama dengan majelis dan lembaga lain yang hadir juga hari ini termasuk di bidang ekonomi dan lain sebagainya,”pesan Haedar.
Sementara Fajar menyampaikan bahwa acara konsolidasi nasional ini dihadiri oleh dua klaster. Yang pertama diisi oleh pengurus LKKS wilayah dari 15 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dengan jumlah sekitar 31 orang. Sementara itu, untuk sesi kedua diisi oleh beberapa kader yang totalnya 60 orang.
Berangkat dari Muktamar Muhamamdiyah di Solo pada tahun 2022, amanat LKKS adalah mengkonsolidasikan kader-kader Muhammadiyah di ruang-ruang publik agar dapat berkontribusi lebih luas bagi masyarakat dan juga bagi negara.
“Salah satu upaya perluasan syiar Muhammadiyah adalah melakukan gerakan internasionalisasi Muhammadiyah di lintas negara dan pada masa Pak Haidar itu mencapai tahap pelembagaan internasionalisasi,” ungkap Fajar.
Di samping itu, Fajar menyampaikan bahwa Haedar juga memperkuat diaspora kader-kader di ruang-ruang publik untuk mengisi posisi-posisi strategi kebangsaan. Di satu sisi, Ia juga memperkuat misi keumatan Muhammadiyah dan mempertajam semangat kebangsaan kader-kader Muhammadiyah secara simultan.
Di akhir, Fajar memberikan permohonan arahan dan amanat dari Pimpinan dan Mahkamah Agung untuk LKKS ke depannya, mengingat seluruh kegiatan dakwah yang dilakukan LKKS akan selalu bersinggungan dengan persoalan hukum. (wafiq)