MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Terinspirasi dari tetangganya yang tunanetra mengalami kesulitan, Nurhuda Wijaya, Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinovasi membuat tongkat bantu jalan pintar yang dilengkapi sensor dan fitur keselamatan modern.
Dalam keterangan pers yang diterima muhammadiyah.or.id pada Jum’at(4/7), Nurhuda menjelaskan, inovasi yang dia lakukan lantaran melihat tetangganya yang tunanetra hampir terbentur papan nama karena memiliki keterbatasan alat bantu untuk mengenali daerah yang dilalui.
“Inspirasi awal saya berasal dari tetangga yang tunanetra. Selama ini beliau hanya menggunakan tongkat biasa dan meraba-raba rintangan secara manual,” ungkapnya.
Berangkat dari cerita itu, Nurhuda kemudian berinovasi dengan menciptakan tongkat penunjuk jalan yang dilengkapi sensor api, sensor lubang, dan sensor jarak berbasis teknologi ultrasonik. Tak hanya itu, tingkat ini juga dilengkapi roda dan lampu.
Fitur utama dari tongkat pintar ini adalah sistem GPS dan tombol darurat. Jika pengguna tersesat atau berada dalam situasi darurat, cukup menekan tombol yang secara otomatis mengirimkan lokasi terkini ke nomor kontak keluarga yang telah ditentukan sebelumnya.
“Setiap jenis rintangan akan menghasilkan suara peringatan yang berbeda. Jadi pengguna dapat membedakan apakah di depannya ada lubang, api, atau penghalang lainnya,” jelas Nurhuda.
Tongkat ini menggunakan baterai isi ulang serupa powerbank, sehingga dapat digunakan dalam kondisi siang maupun malam. Saat ini, produk tersebut belum tersedia di pasaran.
Namun Nurhuda menyatakan pihaknya siap menjalin kemitraan dengan industri untuk memproduksinya secara massal.
Dalam proses pengembangan, Nurhuda melibatkan tim dosen dan mahasiswa lintas disiplin, serta menggandeng beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai mitra uji coba.
Setelah diuji coba kepada tiga tunanetra di salah satu SLB mitra, hasilnya sangat positif. Para pengguna merasa terbantu, bahkan pihak SLB secara langsung meminta alat tersebut untuk digunakan dalam kegiatan belajar dan aktivitas sehari-hari.
Saat ini tongkat ciptaannya telah mendapatkan hak paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) pada 2024. Ke depan harapannya tongkat ini dapat diproduksi masa sehingga bisa menjangkau seluruh tunanetra di Indonesia.