MUHAMMADIYAH.OR.ID, BLITAR – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah Latifa Iskandar yakin bahwa isu ketahanan pangan merupakan tema yang universal dan dialami oleh semua masyarakat di dunia. Ia juga mengungkapkan ketersediaan pangan yang harus menjadi prioritas pemerintah sebagai kebutuhan inti masyarakat.
Latifa mencermati fenomena di berbagai lintas kota yang mengalami krisis pangan, di mana dalam sebuah riset menunjukan 4.000 penduduk kekurangan pasokan pangan. Bagi Latifa mengatakan untuk meningkatkan ketahanan pangan tidak semudah membalikan telapak tangan dan harus menjadi perhatian penting bagi Aisyiyah.
“Di periode sebelumnya 2017-2022 ini diputuskan Gerakan Pangan ‘Aisyiyah, dari tingkat pusat sampai Ranting melakukan kegiatan-kegiatan terkait ketahanan pangan, namun apa yang dilakukan oleh ibu-ibu tidak semudah membalikan telapak tangan” ungkapnya dalam Resepsi Milad ‘Aisyiyah yang digelar Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Timur bertempat di Gedung Koesoemo Wicitra, Bendogerit, Sananwetan, Blitar pada Selasa (1/7).
Namun ia optimis dengan program pemerintah perihal swasembada pangan yakni kemampuan suatu negara untuk memproduksi semua kebutuhan pangan dapat terealisasikan, menyatukan suara dengan kegiatan yang mengarah kepada kemandirian pangan bagi masyarakat.
“Terus kita warga masyarakat apa yang harus dilakukan? Insyaallah dengan menanam apa yang bisa kita tanam, kalau hadisnya kan jelas menanam apa yang dimakan dan makan apa yang ditanam itu menjadi perhatian kita, ” tegasnya.
Sementara Ketua PWA Jawa Timur Rukmini memaknai Qaryah Thayyibah (desa yang baik/sejahtera) sebagai acuan penting bagi ‘Aisyiyah dalam berpikir berkemajuan, bagaimana kemandirian ekonomi dapat terbangun.
“Insyaallah sudah beberapa pelatihan yang diberikan oleh ibu-ibu Aisyiyah, kemudian memberikan keterampilan dan memikirkan pemasarannya,” lengkap Rukmini.
Menurutnya, indikator dari Qaryah Thayyibah akan melahirkan Baldatun Thayyibatun (negeri yang baik) yang merupakan cita-cita panjang yang diharapkan oleh umat islam. Dalam hal ini Rukmini mengingatkan bahwa banyak hal yang bisa disyukuri, namun jangan merasa puas dengan pencapaian.
“Jangan pernah puas dengan apa yang kita capai, tapi puaslah dengan apa yang kita miliki sekarang, kebersamaan kita bangun, berjejaring dengan sesama organisasi perempuan maupun dengan pemerintah setempa,t” tutupnya. (Hizqil)