MUHAMMADIYAH.OR.ID, SUMBAWA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu’ti, meninjau langsung pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah di SD Negeri 16 Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, pada Senin (14/7).
Dalam kunjungannya, Mu’ti menjelaskan bahwa MPLS 2025 diberi nama “MPLS Ramah” sebagai upaya awal membangun fondasi pendidikan yang penuh cinta, saling menghormati, dan memuliakan murid.
“Kita berusaha menjadikan sekolah sebagai rumah kita—tempat di mana kita tidak hanya menuntut ilmu, tetapi juga membangun karakter dan membentuk kepribadian utama anak-anak kita,” ujar Mu’ti.
Usai dari SDN 16, Mu’ti melanjutkan kunjungan ke Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Sumbawa, untuk meninjau langsung pelaksanaan MPLS Ramah bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Dalam kegiatan tersebut, Mendikdasmen turut melakukan Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH) bersama para guru dan siswa.
Mu’ti yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan apresiasi tinggi kepada para guru SLB atas dedikasi mereka. Ia menegaskan bahwa guru pendidikan khusus memiliki peran krusial dalam memastikan setiap anak berkembang sesuai potensinya.
“Anak-anak berkebutuhan khusus juga adalah masa depan Indonesia. Kita semua harus turut serta mendukung agar mereka tumbuh menjadi generasi yang tangguh, mandiri, dan bermartabat,” tegas Mu’ti.
Dalam kunjungan tersebut, Mu’ti juga memperkenalkan program Jeda Ceria—konsep istirahat aktif tanpa gawai yang dirancang sebagai ruang reflektif untuk menumbuhkan motorik, kreativitas, dan interaksi sosial positif di kalangan siswa.
Ia turut menekankan pentingnya mengamalkan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yakni: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, serta tidur lebih awal.
“Perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil yang baik dan konsisten. Inilah jalan menjadi anak-anak Indonesia yang sehat, kuat, dan hebat,” pungkasnya. (adel)